Brasilia (ANTARA News) - Anggota parlemen sayap kanan, Jair Bolsonaro, tampil sebagai pemenang pemilihan presiden Brazil pada Minggu (28/10).
Dari hasil 94 persen suara terhitung, Bolsonaro meraih 56 persen dalam pemilihan dua putaran itu, sementara pesaingnya dari Partai Buruh (PT) berhaluan sayap kiri, Fernando Hadad, mengumpulkan 44 persen suara, kata komite pemilihan, TSE.
"Kita tidak bisa terus bermain mata dengan komunisme. Kita akan mengubah nasib Brazil," kata Bolsonaro ketika menyampaikan pidato penerimaan kemenangannya.
Dalam pidatonya, ia bertekad melaksanakan janji, yang dinyatakannya selama masa kampanye, yaitu memerangi korupsi setelah negara itu dikuasai bertahun-tahun sayap kiri.
Kemunculan Bolsonaro, mantan kapten angkatan darat, ke tampuk kekuasaan itu didorong penolakan terhadap PT, yang menjalankan kekuasaan di Brazil selama 13 dari 15 tahun belakangan. PT dua tahun lalu terdepak di tengah resesi mendalam serta skandal korupsi politis.
Ribuan pendukung Bolsonaro bersorak sorai dan membakar petasan di luar kediamannya di Rio de Janeiro ketika kemenangannya diumumkan.
Di ibu kota perdagangan Brazil, Sao Paulo, kemenangan Bolsonaro disambut dengan pesta kembang api dan mobil-mobil yang membunyikan klakson.
"Brazil sedang berpesta. Orang-orang Brazil yang baik sedang merayakan," kata Carmen Flores, ketua PSL setempat, partai tempat Bolsonaro berasal.
Pemungutan suara sendiri berlangsung tenang dan tertib di seluruh negeri, menurut Laura Chinchilla, mantan presiden Costa Rica yang saat ini menjadi ketua Organisasi Misi Negara-negara Amerika Pemantau Pemilihan.
Brazil mengalami sejumlah kekerasan di kalangan pihak pendukung partai selama kampanye.
Sebagian kalangan di Brazil khawatir bahwa Bolsonaro, yang merupakan pengagum kediktatoran militer Brazil selama 1964-1985 serta pembela penggunaan penyiksaan terhadap lawan-lawan politik dari sayap kiri, akan menginjak-injak hak asasi manusia, membatasi kebebasan sipil serta memberangus kebebasan menyatakan pendapat.
Bolsonaro, 63 tahun, menyatakan tekad menumpas kejahatan di kota Brazil serta memberikan wewenang lebih besar bagi polisi untuk menembak penjahat. Ia juga menginginkan lebih banyak warga Brazil bisa membeli senjata agar dapat memerangi kejahatan.
Baca juga: Banyak pihak khawatirkan serangan berlanjut setelah kampanye pemilihan di Brazil
Sumber: Reuters
Editor: Tia Mutiasari/Boyke Soekapdjo
Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018