Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Polisi Perairan Polda Metro Jaya membantu pencarian korban dan puing Lion Air nomor penerbangan JT 610 yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang Jawa Barat.
"Kami kirim tiga kapal Ditpolair Polda Metro Jaya yang diberangkatkan sejak pagi," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono, di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, personel pasukan Direktorat Polisi Perairan Polda Metro Jaya bersama tim lain berupaya menyisir dan mencari korban, serta puing pesawar berpenumpang 189 orang itu.
Selain itu, Polda Metro Jaya menyiagakan ambulans, di Tanjung Priok, Jakarta Utara, dan tim petugas jalan raya Direktorat Lalu-lintas untuk mengawal korban ke RS Kepolisian Indonesia dr Sukanto, di Kramat Jati, Jakarta Timur. Di rumah sakit itu, 66 ahli forensik sudah siap untuk mengidentifikasi korban-korban yang ditemukan.
Yuwono menyatakan Polda Metro Jaya juga mengerahkan tim penyelam untuk mencari bangkai pesawat yang diperkirakan berada di dasar laut.
Sebelumnya, pesawat type Boeing B-737-8 Max nomor penerbangan JT 610 milik operator Lion Air yang terbang dari Bandar Udara Soekarno-Hatta, Banten, menuju Bandar Udara Depati Amir, di Pangkal Pinang, dilaporkan telah hilang kontak pada 29 Oktober 2018 pada sekitar pukul 06.33 WIB.
Pesawat dengan nomor registrasi PK LQP dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 derajad 46,15 Lintang Selatan - 107 derajad 07,16 Bujur Timur. Pesawat ini berangkat pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkal Pinang pada pukul 07.10 WIB.
Kepada pemegang otoritas pengendali lalu-lintas udara, Lion Air JT 610 itu sempat meminta kembali ke bandara keberangkatan sebelum akhirnya hilang dari radar.
Badan SAR Nasional yang dipimpin Marsekal Madya TNI M Syaugi memastikan pesawat terbang keluaran Agustus 2018 itu jatuh di perairan Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Kemungkinan korban dari pesawat nahas akan dievakuasi ke RS Kepolisian dr Sukanto, RSU Karawang dan RSU Bekasi.
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018