Jakarta (ANTARA News) - IBM Corp mengatakan bahwa mereka telah setuju untuk mengakuisisi perusahaan perangkat lunak AS Red Hat Inc sebesar 34 miliar dolar AS, termasuk utang, karena berusaha untuk mendiversifikasi perangkat keras teknologinya dan konsultasi bisnis ke dalam produk dan layanan dengan margin yang lebih tinggi.
Transaksi tersebut sejauh ini merupakan akuisisi terbesar IBM. Ini menggarisbawahi upaya-upaya Chief Executive IBM Ginni Rometty untuk memperluas penawaran perangkat lunak berbasis langganan perusahaan, karena mereka sedang menghadapi memperlambat penjualan perangkat lunak dan memudarnya permintaan untuk server mainframe.
IBM, yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar 114 miliar dolar AS, akan membayar 190 dolar per saham secara tunai untuk Red Hat, premi 63 persen hingga harga penutupan saham Jumat.
Didirikan pada tahun 1993, Red Hat mengkhususkan diri dalam sistem operasi Linux, jenis perangkat lunak open-source yang paling populer, yang dikembangkan sebagai alternatif untuk perangkat lunak berpemilik yang dibuat oleh Microsoft Corp.
Berkantor pusat di Raleigh, North Carolina, Red Hat mengenakan biaya kepada pelanggan korporasinya untuk fitur khusus, pemeliharaan dan dukungan teknis, menawarkan IBM sumber pendapatan berlangganan yang menguntungkan.
Red Hat adalah salah satu dari sedikit perusahaan di sektor cloud computing yang memiliki pertumbuhan pendapatan dan arus kas bebas, Rometty, yang telah menjadi CEO IBM sejak 2012, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Reuters.
“Akuisisi ini jelas kami lakukan untuk sinergi pertumbuhan. Ini bukan tentang sinergi biaya sama sekali, ”kata Rometty dalam wawancara.
Akuisisi ini mengilustrasikan bagaimana perusahaan teknologi yang lebih tua beralih ke kesepakatan untuk mendapatkan skala dan menangkis persaingan, terutama dalam komputasi cloud, di mana pelanggan yang menggunakan perangkat lunak perusahaan berusaha untuk menghemat uang dengan mengkonsolidasikan hubungan vendor mereka.
IBM berharap kesepakatan itu akan membantu mengejar ketinggalan dengan Amazon.com Inc, Alphabet Inc dan Microsoft dalam bisnis cloud yang berkembang pesat. Saham IBM telah kehilangan hampir sepertiga dari nilainya dalam lima tahun terakhir, sementara saham Red Hat naik 170 persen selama periode yang sama.
"Kesepakatan ini merupakan puncak dari kemitraan yang ada IBM dengan Red Hat, dan, dalam pandangan kami, memungkinkan IBM untuk mendapatkan aset yang sangat strategis untuk memajukan inisiatif hybrid cloud," tulis analis Barclays dalam catatan penelitian.
Mereka menambahkan bahwa agar kesepakatan dapat berhasil, penting bagi IBM untuk menjunjung tinggi netralitas Red Hat ketika menyangkut platform operasi dan mempertahankan posisi open-source dan multi-cloud Red Hat di pasar.
Baca juga: Samsung kalahkan IBM untuk paten terbanyak
Baca juga: Tantangan transformasi digital untuk perusahaan Indonesia
Baca juga: IBM Indonesia dan FEB UI buka kelas Big Data
Penerjemah: Monalisa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018