Jakarta (Antara) - Sebanyak 22 Pemimpin Muda dari ASEAN diminta untuk mempelajari bersama nilai-nilai toleransi dan perdamaian untuk memperkuat identitas bersama dalam menjembatani perbedaan di Asia Tenggara.

"Untuk menghadapi berbagai tantangan saat ini, ASEAN perlu memperkuat identitas bersama untuk menjembatani berbagai perbedaan di kawasan ASEAN yang sangat beragam, serta bersama-sama mengupayakan agar ASEAN tetap berpusat pada kesejahteraan bersama," kata Sesmenko PMK YB Satya Sananugraha dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.

Dalam pembukaan The Asean Youth Interfaith Camp 2018, Seskemenko PMK selaku SOCA Leader Indonesia mengatakan bahwa kegiatan ASEAN Youth Interfaith Camp ini sangat penting karena menyatukan 22 pemimpin muda dari berbagai negara ASEAN yang datang dari berbagai latar belakang berbeda, bahasa dan agama yang berbeda, untuk berkumpul bersama di satu tempat mempelajari nilai-nilai toleransi dan perdamaian.

Dia mengatakan agar perdamaian bisa menjadi tujuan bersama. “Kita semua harus bersama-sama berkomitmen dan menjadi lebih berani, lebih bersemangat dalam mewujudkan perdamaian, moderasi dan toleransi,” kata dia.

Satya menjelaskan, ketika Deklarasi ASEAN tentang Budaya Pencegahan diadopsi oleh Pimpinan ASEAN pada KTT ASEAN ke-31 di Manila pada saat HUT ASEAN ke-60, diyakini deklarasi tersebut merupakan salah satu tonggak penting dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi masyarakat di ASEAN.

ASEAN Youth Interfaith Camp adalah inisiatif Indonesia untuk melaksanakan tiga dari enam elemen dari ASEAN Declaration on Culture of Prevention, guna mempromosikan budaya perdamaian dan pemahaman antar budaya serta mempromosikan nilai-nilai moderat.

Tujuan utama dari ASEAN Youth Interfaith Camp adalah untuk menanamkan pada generasi muda ASEAN agar dapat menjadi agen perubahan untuk memelihara perdamaian di kawasan.*


Baca juga: Dana Lari Kemanusiaan untuk Palu bantu sekolah

Baca juga: SBY berharap pemuda pelihara kerukunan


Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018