Singapura (ANTARA News) - Harga minyak mentah di perdagangan Asia naik karena OPEC diperkirakan tetap mempertahankan kuota produksi pada pertemuan organisasi itu pekan depan, kata kalangan pialang. Harga juga tetap menguat karena musim badai di Laut Atlantik mulai memasuki masa puncaknya pada bulan September, kata mereka. Pada 10:05 am (0205 GMT), kontrak utama minyak jenis ringan di New York untuk pengiriman Oktober naik 29 sen menjadi 76,02 dolar AS per barel dari 75,73 dolar pada perdagangan terakhir di AS, Rabu. Sementara itu, harga minyak Laut Utara Brent untuk pengiriman Oktober juga naik 21 sen menjadi 74,55 dolar. "OPEC nampaknya tidak ingin meningkatkan produksi, sehingga pasar mendorong harga menjadi lebih tinggi," kata Tobin Gorey, analis komoditas strategis di Commonwealth Bank of Australia di Sidney. "Ada resiko ketika permintaan mungkin lebih tinggi di kuartaal keempat," katanya. mengacu pada masa musim dingin di belahan utara bumi ketika permintaan minyak pemanas meningkat. Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), akan bertemu di Vienna pekan depan dan salah satu anggotanya Iran menyatakan akan menentang setiap usaha meningkatkan kuota produksi organiasasi itu. "Saat ini, ketersediaan minyak di pasar mencukupi," kata caretaker menteri perminyakan Iran, Gholam Hossein Nozari Rabu menjelang pertemuan OPPEC 11 September. "Selain itu ada perkiraan satu atau dua badai dan kondisi ini menyebabkan harga naik. Namun posisi kami jelas -- ada pasokan minyak yang cukup di pasar," katanya, sebagaimana dikutip AFP. Pada pertemuan reguler pada Maret, OPEC memutuskan tetap mempertahankan kuota produksi pada 25,8 juta barel minyak per hari. Harga minyak dunia Selasa melesat setelah menteri energi Qatar mengatakan OPEC pada pertemuan pekan depan tidak akan meningkatkan produksi minyak, meskipun ada permintaan kepada organiasasi ini untuk merespon ketatnya pasokan dunia dan menguatnya permintaan energi. Departemen Energi AS akan mengeluarkan laporan singkat persediaan energinya Kamis, sehari lebih lambat dari biasanya karena Senin merupakan hari libur umum di AS. Kalangan analis memprediksikan bahwa cadangan minyak mentah AS turun kembali pekan lalu. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007