Tokyo (ANTARA News) - Jepang memandang hubungannya dengan Indonesia sangat baik dan tidak memiliki persoalan mendasar, sementara India merupakan negara yang sedang menarik perhatian Negeri Sakura itu. Demikian pendapat yang dilontarkan oleh pakar politik Asia Jepang, Profesor Takashi Shirashi, dalam perbincangannya dengan ANTARA di Tokyo, Kamis, terkait kunjungan PM Shinzo Abe ke Jakarta dan New Delhi baru-baru ini. Media massa Jepang kala itu memberikan liputan yang lebih besar mengenai perjalanan Abe ke India, ketimbang Indonesia. Meskipun demikian, Abe menjadikan Jakarta sebagai pilihan pertamanya dalam lawatannya 10-25 Agustus lalu. "Indonesia itu ibarat sahabat lama, sedangkan dengan India seperti baru bertemu dengan teman baru yang menarik perhatian Jepang," kata profesor lulusan Cornell University dan Kyoto University itu. Ia menilai, hubungan Indonesia dan Jepang bisa disebut sudah permanen karena sudah memiliki hubungan sejarah yang kuat, terutama di bidang ekonomi. Kalaupun ada persolan maka hal itu tidak akan mempengaruhi kerja sama yang sudah terjalin selama ini. "Jika ada masalah keduanya akan dengan mudah untuk menyelesaikannya," kata penulis buku "Beyond Japan: The Dynamics of East Asian Regionalism" itu. Sementara dengan India, katanya, minat pemerintah dan rakyat Jepang sangat besar, terlebih dengan munculnya India sebagai kekuatan ekonomi baru di Asia dengan pertumbuhan ekonominya yang dramatis. Menyinggung mengenai kerja sama Economic Partnership Agreement (EPA) dengan Indonesia, Shirashi menilanya sebagai kesempatan untuk mewujudkan potensi yang ada dengan kerja keras, mengingat pertumbuhan ekonomi kawasan Asia sedang meningkat sehingga Indonesia perlu membuktikan dirinya memiliki daya saing yang baik dari negara-negara tetangganya. Penilaiannya senada dengan Departemen Luar Negeri Jepang yang menyatakan kondisi yang melingkupi Asia Timur adalah tumbuhnya daya saing yang baik dan berusaha menarik sekuatnya investasi Jepang di kawasan Asia Timur. "Memang diperlukan kerja sama keduanya, tidak hanya Jepang. Kedatangan para ratusan pengusaha Jepang ke Indonesia dan India perlu diperhatikan seksama apakah ada investasi riil yang datang," kata Ketua IDE-Jetro itu. Penyeimbang China Jepang dan India menilai perluasan kerja sama di antara mereka sangat penting guna memantapkan posisinya sebagai penyeimbang kekuatan ekonomi dan diplomasi China. Kedua negara, sejauh ini menganggap China sebagai mitra dagang yang penting sekaligus pesaing di kawasan. Karena itu, kedua negara tampaknya terus mencari cara untuk mengimbangi China. Selama ini, Jepang memang lebih memfokuskan kerja sama perdagangan dengan China dan Asia Tenggara. Sebagai catatan, Jepang hanya menempati urutan ke-10 dalam daftar mitra dagang terbesar India. Pejabat India sendiri berharap kerja sama perdagangan dapat dilipatgandakan menjadi 14 miliar dollar AS pada tahun 2012. Pertumbuhan ekonomi India mencapai sembilan persen per tahun dan membutuhkan investasi besar di bidang infrastruktur. (*)
Copyright © ANTARA 2007