"Dengan mengucap Bismillahirahmanirrohim, Saya resmi membuka Festival Keraton dan Masyarakat Adat Kelima di Sumenep," kata Jokowi.
Pada acara pembukaan yang bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda, dia mengajak semua pihak untuk terus menjaga, merawat, memelihara rasa persatuan, persaudaraan dan kerukunan.
"Karena aset terbesar bangsa ini adalah persatuan kerukunan persaudaraan," katanya.
Pada kesempatan acara itu warga dapat bertemu dengan para sultan, raja, pangeran, pemangku adat yang merupakan anggota Forum Silaturahim Keraton Nusantara.
"Kita bisa melihat betapa besar perbedaan-perbedaan kita, beda agama, adat, tradisi, suku. Inilah anugerah yang diberikan Allah kepada Indonesia," kata Jokowi.
Tetapi menurut dia, perbedaan itu akan menjadi sebuah potensi dan kekuatan jika semua pihak bersatu dan rukun.
"Jangan sampai Indonesia maju dalam teknologi tap mundur dalam kebudayaan dan peradaban. Jangan sampai ini terjadi. Kemajuan indonesia harus tetap mengakar kuat pada kearifan lokal Nusantara," katanya.
Kepala Negara mengingatkan semua pihak menjaga kesatuan, kerukunan yang merupakan aset terbesar Indonesia.
"Jangan kita terjebak dalam pusaran ujaran kebencian, hoaks, fitnah, bukan nilai seperti itu yang diajarkan oleh nenek moyang kita, bukan sikap seperti itu yang ditunjukan para raja, sultan dan pemimpin kerajaan Nusantara di masa lalu," katanya.
Ia mengajak semua pihak membangun dan mewariskan peradaban Indonesia yang besar, mulia, terhormat dan bermartabat," katanya.
Festival Keraton dan Masyarakat Adat ASEAN 2018 kembali digelar untuk yang kelima kalinya. Setelah Bandung menjadi tuan rumah pada 2017, kali ini giliran Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang menjadi tuan rumah acara yang berlangsung hingga 31 Oktober 2018.
Penyelenggaraan FKMA didahului dengan kegiatan safari di lima keraton, yakni Solo, Medan, Mempawah (Kalimantan Barat), Ternate (Maluku Utara), dan Denpasar.
Kegiatan tahunan ini dilaksanakan untuk menjaga tali silaturahmi antarkeraton, serta meningkatkan peran sebagai warisan budaya bangsa.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018