Jakarta (ANTARA News) - Sloane Stephens dan Elina Svitolina mencatatkan kemenangan melalui pertarungan tiga set pada Sabtu untuk berhadapan di pertandingan puncak WTA Finals.
Stephens kalah pada delapan gim pertama di semifinalnya melawan Karolina Pliskova, sebelum petenis AS itu membalikkan situasi pada set kedua untuk mencatatkan kemenangan 0-6, 6-4, 6-1 atas petenis Ceko itu, seperti dilansir dari laman resmi WTA.
"Saya sedikit gugup dan tidak merasakan bola dengan baik, dan ia benar-benar mengungguli saya pada awalnya," kata Stephens seperti dikutip dari Reuters.
"Saya hanya berusaha bertahan, mengembalikan sebanyak mungkin bola semampu saya dan saya benar-benar bangga terhadap perjuangan saya hari ini."
Pada pertandingan yang dimainkan lebih awal, petenis Ukraina Svitolina tampil gemilang saat bertahan untuk mengatasi kekuatan Kiki Bertens dengan kemenangan 7-6, 6-7(5), 6-4 atas petenis Belanda itu pada pertarungan sengit di Singapura.
Hanya sedikit orang yang dapat memprediksi apa yang akan terjadi ketika Svitolina memulai pertandingan, di mana ia dengan agresifitasnya begitu dominan atas Stephens, ketika petenis Ceko itu memenangi set pertama dalam waktu 31 menit.
Pliskova juga tampil tanpa kenal lelah pada awal set kedua, kembali mematahkan serve lawannya untuk memenangi gim kedelapan secara beruntun sebelum Stephens akhirnya mendapatkan poin, berteriak selayaknya ia memenangi pertandingan saat mampu balas mematahkan serve lawannya.
Bertekad kuat untuk terhindar dari dipermalukan habis-habisan, Stephens memperbaiki penampilannya dan memenangi lima dari tujuh gim berikutnya untuk mengejar ketertinggalan ketika Pliskova kesulitan mempertahankan kecepatan.
Set terakhir dimulai dengan pertarungan di baseline, di mana kedua petenis mampu bertahan dengan baik, sampai Stephens memperlihatkan penampilan mengesankan yang membuatnya memenangi gelar AS Terbuka 2017.
Membungkam para pembenci
Svitolina tiba di Singapura dengan tekad "membungkam para pembenci," yang menurutnya beranggapan bahwa ia tidak layak berada di turnamen ini, dan petenis Ukraina itu tampil brilian untuk memenangi ketiga pertandingan grup dan semifinal.
"Pada akhirnya, ini hanya mengenai berlari dan mengejar semua bola... Levelnya sangat berat, kami berdua bermain baik, saya gembira dapat menyelesaikannya," tutur Svitolina.
Svitolina memulai pertandingan dengan lebih baik, mengejar setiap bola untuk dapat mematahkan serve lawannya namun Bertens yang agresif dapat balas mematahkan serve ketika ia mulai menemukan jangkauan forehandnya dengan bola-bola topspin.
Svitolina seperti hanya menjadi penonton saat lawannya bangkit, namun ia mengandalkan permainan pasifnya dan berkonsenstrasi di kedalaman pada kebalikan arah pukulan lawan, mengambil keuntungan dari kelengahan mental Bertens untuk memenangi set pembukaan ketika sang lawan melakukan double fault.
Masukan dari pelatih Raemon Sluiter terlihat telah membantu Bertens memaksimalkan unforced errornya, namun petenis peringkat sembilan dunia itu tidak mampu berbuat banyak pada set kedua, gagal mengonversi empat peluang untuk menyamakan kedudukan.
Svitolina berusaha menjaga bola tetap bergulir dan melakuan reli dari tertinggal 3-5 untuk membuat laga ini harus ditentukan dengan tiebreak, di mana petenis Belanda yang menjadi lawannya tertepikan setelah menemukan kembali ketajamannya.
Petenis Ukraina itu mendapatkan tiga break beruntun pada awal set ketiga untuk memimpin dan memaksimalkan peluangnya untuk menyelesaikan pertandingan, memastikan kemenangan pada gim ke-10.
Stephens unggul 2-1 atas Svitolina dalam catatan head to head mereka, petenis AS itu mencatatkan kemenangan straight set atas sang petenis Ukraina pada pertemuan terakhir di Piala Rogers pada Agustus.
Baca juga: Stephens melaju ke empat besar WTA Finals
Baca juga: Stephens taklukkan Osaka di WTA Finals
Baca juga: Svitolina semakin dekati semifinal WTA Finals
Baca juga: Svitolina maju ke perempat final Birmingham
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018