Banda Aceh (ANTARA News) - Pemerintah Australia menyatakan komitmennya untuk tetap bekerjasama dengan Aceh, terutama dalam upaya memulihkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat korban tsunami. "Saya ingin katakan bahwa Pemerintah Australia akan tetap membantu masyarakat Aceh dalam jangka waktu yang panjang, khususnya di bidang pemulihan ekonomi," kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer, di Banda Aceh, Rabu. Pernyataan itu disampaikannya ketika meresmikan gedung Pusat Latihan Penelitian Ilmu Sosial Budaya (PLPISB) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, didampingi rektor Unsyiah, Darni M Daud. Pusat penelitian itu direnovasi kembali dengan bantuan Pemerintah Australia yang disalurkan melalui Kemitraan Australia Indonesia dalam Rekonstruksi dan Pembangunan (AIPRD), dan menelan dana senilai Rp23,3 miliar. Dana sebesar itu juga digunakan untuk membangun Pusat Pelatihan bagi 1.000 mahasiswa per tahun di Fakultas Kedokteran Unsyiah. Dubes Farmer menyatakan, dalam membantu Aceh, Pemerintah Australia akan mengubah fokusnya, yakni dari rekonstruksi menjadi dukungan pembangunan ekonomi setempat. Dikatakannya, Pemerintah Australia telah memberikan kontribusi yang penting bagi pemulihan layanan pendidikan dan kesehatan, pembangunan kembali perumahan dan infrastruktur utama, khususnya Unsyiah. Pemerintah Australia telah mengalokasikan lebih dari AUD $250 juta (Rp1,7 triliun) dalam upaya pembangunan kembali Aceh dan Sumatera Utara pascagempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004. Disebutkannya, Unsyiah merupakan salah satu komunitas utama yang terkena dampak tsunami. Karena itu, maju bersama untuk membangun kembali Unsyiah sebagai pusat pembelajaran utama, merupakan cara terbaik untuk menghargai staf universitas dan mahasiswa yang meninggal dalam bencana tsunami itu, ujarnya. Farmer menyatakan, membangun kembali infrastruktur fisik PLPISB dan memperkuat kapasitas penelitiannya, merupakan suatu langkah penting untuk membangun kembali Aceh secara keseluruhan. Dikatakannya, PLPISB baru tersebut akan mempersatukan akademi dari seluruh Indonesia, Australia, dan negara-negara lain untuk bekerjasama dengan akademisi dan profesional lain di Aceh. Program-program baru dalam tiga tahun mendatang akan mencakup 500 peneliti belajar bersama 170 peneliti dari luar Aceh. Sebagai tetangga dekat, ujar Dubes Farmer, Australia sangat tertarik pada kemakmuran dan stabilitas Indonesia di masa depan. "Oleh karena itu, kami terus memberikan bantuan yang substansial untuk mendukung pembangunan Indonesia di bidang pendidikan, kesehatan, kepemerintahan dan infrastruktur fisik," ujarnya. Khusus bidang pendidikan, Dubes Farmer juga telah meresmikan proyek sekolah Madrasah Terpadu (SD, SMP, SMA) Suak Timah, Kecamatan Sama Tiga, Kabupaten Aceh Barat, yang menelan dana Rp20,5 miliar. Sementara itu, Rektor Unsyiah, Dr. Darni Daud, MA menyatakan, pihaknya sangat berterima kasih kepada Pemerintah Australia yang telah membantu merenovasi gedung PLPISB.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007