Jakarta (ANTARA News) - Bank Mandiri dinyatakan bebas dari pengawasan intensif Bank Indonesia (BI) karena mampu menurunkan tingkat kredit macetnya (NPL) selama dua kuartal berturut-turut menjadi di bawah lima persen. "Kami (Bank Mandiri) sudah mendapatkan penegasan dari BI hari ini bahwa kami sudah keluar dari pengawasan intensif," kata Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowaradojo yang ditemui ANTARA News usai mengisi acara orientasi fungsionaris pengusaha nasional di Jakarta, Rabu malam. Menurut dia, pernyataan itu terkait dengan kinerja Bank Mandiri yang telah berhasil menekan kredit macetnya (NPL net) di bawah lima persen selama dua kuartal berturut-turut pada tahun ini. Bank Mandiri masuk ke pengawasan intensif BI setelah pada 2005 NPL-nya lebih dari lima persen dan hingga akhir 2006 sebesar 5,9 persen. Saat ini, menurut Agus NPL net pada kuartal pertama Bank Mandiri sebesar 4,7 persen dan turun menjadi 3,9 persen pada kuartal dua. "Oleh karena itu Mandiri siap menjadi bank `regional champion`," katanya. Direktur Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Budi Mulya membenarkan bahwa bank Mandiri telah dinyatakan secara resmi bebas dari pengawasan intensif BI. "Bank Mandiri manajemennya telah berhasil melakukan langkah koreksi sesuai yang dipersyaratkan BI. Indikasi utama adalah NPL net yang bisa ditekan di bawah lima persen selama dua kuartal," katanya ketika dihubungi ANTARA lewat telepon. Sementara itu, Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil ketika diminta tanggapannya mengenai hal itu mengatakan kinerja yang baik bank BUMN memang seharusnya terus dipacu. "Itu sangat bagus, kedepannya kita harus jaga supaya Bank Mandiri dan bank pemerintah lainnya dalam level yang baik. Jadi semua bank ini sangat serius dalam menangani NPL," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007