Kabul (ANTARA News) - Hari pertempuran sengit berlanjut di Afganistan hari Rabu dengan dua tentara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tewas di negara terkoyak perang itu.
Keduanya tewas saat meronda di daerah bergolak bagian selatan negara tersebut, kata pihak NATO tanpa menyebut kebangsaan mereka atau rincian kejadiannya.
Satu tentara lain dan satu juru bahasa Afgan cedera.
Pernyataan Pasukan Bantuan Keamanan Antarbangsa (ISAF) pimpinan NATO hari Rabu juga melaporkan kematian tentara sekutu, yang tewas akibat luka bukan dari pertempuran di pangkalan di propinsi Paktia.
Nama dan asal korban itu dirahasiakan sampai keluarganya diberitahu, katanya, dengan menambahkan bahwa kejadian tersebut sedang diselidiki yang berwenang.
Sebagian besar dari 158 tentara asing tewas di Afganistan dalam pertempuran tahun ini, dengan peningkatan ajek jumlah menyebabkan tanda bahaya bagi negara pengirim tentara ke negara itu.
Taliban digulingkan dari kekuasaan oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada ahir 2001 dengan tuduhan melindungi Alqaida, yang dituding negara adikuasa itu menyerangnya beberapa waktu sebelumnya.
Pemerintah Presiden Hamid Karzai mengandalkan tentara dan bantuan asing untuk melawan Taliban dan mulai membangun kembali negara hancur akibat perang hampir tiga dasawarsa tersebut.
Serangan bom jalanan dan jibaku merupakan siasat umum pejuang Taliban.
Mayor Charles Anthony, jurubicara ISAF dalam temu pers hari Rabu menyatakan rata-rata 1.600 serangan jibaku dan bom rakitan (IED) di jalan terjadi sejak Januari.
Ia juga mengakui bahwa sejumlah tentara ISAF tewas akibat serangan jenis itu, tapi menolak menyebut jumlah korbannya.
"Dalam waktu dekat, kami akan membuka sekolah IED di daerah Reshkhor di kota Kabul, tempat tentara, polisi, intel dan pekerja swadaya masyarakat Afgan dilatih guru asing dalam hal IED," kata Jenderal Mohammad Shafi Baheer pada temu pers tersebut.
Enam orang Afgan bersenjata, yang disewa pasukan pimpinan Amerika Serikat, tewas akibat ledakan ranjau di Afganistan timur, kata pejabat hari Senin.
Keenamnya, yang bekerja untuk pasukan gabungan itu untuk memerangi gerakan Taliban, tewas Minggu di propinsi Kunar, yang berbatasan dengan Pakistan, kata komandan polisi Abdul Sabour Allahyar.
"Ranjau di bawah kendaraan mereka meledak," kata Allahyar, dengan menambahkan bahwa empat anggota lain perlawanan rakyat cedera akibat ledakan itu. Ia menuduh serangan tersebut dilakukan pejuang Taliban.
Kunar dilanda serangkaian kekerasan, yang menewaskan 15 warga pada pekan lalu.
Dalam kejadian terpisah di propinsi Zabul, Afganistan selatan, pejuang hari Minggu menyerang iringan truk pemasok perbekalan untuk pangkalan tentara asing, membakar sedikit-dikitnya 16 kendaraan, kata polisi dan saksi.
Iringan itu terdiri atas sekitar 50 truk dari Bagram ke pangkalan udara, markasbesar utama tentara Amerika Serikat sedikit di utara Kabul, pangkalan angkatan udara asing di kota Kandahar, Afganistan selatan.
Itu merupakan yang terkini dari serangkaian serangan serupa dengan sasaran iringan pemasok perbekalan pasukan asing di Afganistan selatan, tempat perlawanan Taliban meningkat tajam.
Pejuang Taliban ahir Agustus menyerang iringan pembawa perbekalan bagi pasukan asing di Afganistan, menewaskan 10 orang Afgan pengawalnya, demikian dilaporkan kantor berita transnasional, seperti AFP, DPA dan Reuters. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007