Peneliti lithium ion dan kapasitor di Pusat Penelitian Fisika LIPI Achmad Subhan di Jakarta, Jumat, mengatakan lembaganya mengembangkan baterai lithium dengan elektroda dari tempurung kelapa.
"Tempurung kelapa memiliki bahan karbon aktif yang digunakan sebagai aditif dalam proses pembuatan elektroda. Badan aditif karbon ini digunakan untuk meningkatkan nilai konduktifitas listrik baik ionik maupun elektronik," katanya.
Achmad menambahkan penggunaan karbon aktif optimum seperti tempurung kelapa sebagai komponen elektroda baterai lithium dapat meningkatkan nilai kapasitas dan kemampuan daya baterai yang lebih tinggi.
"Dengan biaya yang lebih rendah dapat menghasilkan produk elektroda yang lebih tinggi performanya," kata dia.
Tantangan dalam mengembangkan baterai lithium fast charging, ia mengatakan, adalah kebutuhan untuk membuat serbuk karbon aktif yang sangat halus, dan itu tidak sederhana.
"Kan harus homogen baru bisa jadi penghantar yang bagus, sekitar satu hingga dua deci mili mikro," ujar dia.
Ia menambahkan pada masa mendatang baterai yang pengisiannya cepat akan semakin dibutuhkan.
"Untuk skala laboratorium sudah bisa membuat baterai yang dalam waktu 10 sampai 15 menit bisa mengisi 50 persen," katanya tentang kemajuan pengembangan baterai lithium fast charging.
Baca juga:
LIPI kembangkan tiga superkonduktor
LIPI hasilkan 150 liter bioetanol generasi kedua
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018