Kami masih memegang dari komunikasi dengan The Fed, FOMC maupun pertemuan di Bali
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menyakini Bank Sentral AS, The Federal Reserve tidak akan mengubah rencana kenaikan suku bunga hingga 2020, meskipun Presiden AS Donald Trump selalu mengkritik keras kebijakan moneter lembaga finansial berpengaruh di dunia itu.
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam paparan kepada media di Jakarta, Jumat, mengatakan The Fed sudah beberapa kali mengungkapkan bahwa langkah kebijakan moneter akan dikomunikasikan secara jelas.
Langkah kenaikan suku bunga sebagai bagian dari normalisasi kebijaikan moneter itu pun akan dilakukan bertahap.
Bahkan, saat Pertemuan Tahunan IMF-World Bank di Bali, 8-14 Oktober 2018, lanjut Perry, The Fed sudah menegaskan kebijakan normalisasi moneter akan dilakukan bertahap.
"Kami masih memegang dari komunikasi dengan The Fed, FOMC maupun pertemuan di Bali, bahwa komunikasi akan dilakukan secara jelas, dan kenaikan akan secara gradual. Jadi, kenaikan (bunga) sekali lagi tahun ini, tiga kali tahun depan, dua kali pada 2020," katanya.
Indonesia merupakan satu salah negara berkembang, yang terdampak normalisasi kebijakan moneter The Fed sejak tiga tahun terakhir.
Dampak pengetatan kebijakan moneter The Fed terjadi di pasar modal dan obligasi yang menimbulkan pelarian dana karena kenaikan suku bunga di AS.
Hal itu pula yang membuat aset keuangan domestik tertekan sehingga nilai tukar mengalami depresiasi.
BI menegaskan posisi kebijakan moneter saat ini adalah untuk meningkatkan daya tarik aset-aset keuangan domestik di mata investor global dan menurunkan defisi transaksi berjalan domestik.
"Jadi, untuk memastikan aset keuangan domestik itu tetap menarik," ujar dia.
The Fed sudah tiga kali menaikkan suku bunga acuannya tahun ini. Pandangan BI, The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya satu kali tahun ini, tiga kali pada 2019 dan dua kali pada 2020.
Namun, Presiden AS Donald Trump selalu mengkritik kenaikan suku bunga yang dilakukan The Fed.
Trump menyebutkan kenaikan suku bunga The Fed dapat menghambat akselerasi pemulihan pertumbuhan ekonomi yang sedang dilakukannya.
Trump meminta The Fed untuk turut membantu perekonomian AS, seperti dilansir Kantor Berita Reuters.
"Kami bernegoisasi sepenuh tenaga kami dengan banyak negara. Kami menuju kejayaan. Tapi, di periode ini, saya semestinya mendapat bantuan dari The Fed," kata Trump beberapa waktu lalu.
Baca juga: BI prediksi pertumbuhan kuartal III sekitar 5,1 persen
Baca juga: Fed katakan normalisasi moneter AS masuki tahap akhir
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018