Ini mengkonfirmasi kami pada akhir tahun ini inflasi akan di bawah 3,5 persen (yoy)

Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memerkirakan inflasi bulanan sepanjang Oktober 2018 mencapai 0,17 persen (mtm) di antaranya karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi seri pertamax yang menyumbang kepada indeks harga konsumen sebesar 0,03 persen.

Dengan inflasi bulanan di Oktober 2018 sebesar 0,17 persen (mtm) maka inflasi tahunan akan sebesar 3,05 persen (year on year/yoy), kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat.

Proyeksi inflasi Bank Sentral tersebut berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) hingga pekan keempat Oktober 2018.

Harga barang yang menyumbang inflasi sepanjang Oktober 2018, lanjut Perry, adalah harga cabai merah dengan sumbangan inflasi 0,08 persen, harga bahan bakar minyak (BBM) atau bensin 0,03 persen, harga emas perhiasan 0,02 persen, dan harga cabai rawit sebesar 0,01 persen.

Seperti diketahui, harga bahan bakar minyak (BBM) seri pertamax naik pada 10 Oktober 2018, yakni pertamax turbo, dexlite, pertamina dex, dan biosolar non PSO di karena menanjaknya harga minyak mentah dunia.

Di sisi lain, terdapat beberapa harga barang juga yang mencatat deflasi seperti komoditas pangan yakni telur ayam ras yakni 0,03 persen.

"Kemudian deflasi daging ayam ras yakni 0,02 persen, dan bawang merah 0,02 persen," ujar dia.

Oleh karena laju inflasi yang menurut Perry terkendali hingga Oktober, di akhir tahun, Bank Sentral meyakini inflasi sepanjang tahun akan berada di bahwa 3,5 persen (yoy) atau di bawah titik tengah sasaran BI yakni 2,5-4,5 persen (yoy).

"Ini mengkonfirmasi kami pada akhir tahun ini inflasi akan di bawah 3,5 persen (yoy)," ujarnya.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2018