Madiun (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Madiun, Jawa Timur memanggil seorang wanita warga jalan Dr.Cipto No. 3, Kota Madiun, bernama Rusmiyati (51), yang mengaku sebagai nabi atau penyampai ajaran "agama baru", Rabu. Ketua MUI Kota Madiun, Sutoyo, mengatakan pemanggilan tersebut terkait permintaan Rusmiyati untuk mendapatkan legalitas dan ijin dari MUI terhadap ajaran baru yang ia dapatkan dari setiap mimpinya. "Kami memanggil, karena kami ingin tahu alasan mendasar dari mana ajaran agama tersebut berasal," katanya saat menanyai pelaku Rusmianti di kantor MUI Kota Madiun. Menurut dia, dari hasil diskusi selama ini yang dilakukannya, ia yakin bahwa Rusmiyati mendapatkan bimbingan dari pihak tertentu dalam menyusun ajaran baru tersebut. Untuk itu, salah satu maksud dari pemanggilan tersebut adalah meminta Rusmiyati agar tidak menyebarkan ajaran-ajaran baru sebelum dikaji. Pasalnya jika ajaran ini disebarluaskan maka dikhawatirkan menyesatkan umat. Adapun dasar dari ajaran wanita yang biasa mengenakan jilbab tersebut tertuang dalam enam jilid naskah yang berisi tentang falsafah Pancasila buat perdamaian dunia, landasan dasar mencegah kekerasan, mengatasi korupsi, menangani generasi muda yang kurang beruntung, mengatasi zina dan sumber hukum undang-undang anti-pornografi. Sementara itu, Rusmiyati mengaku ajaran tersebut berasal dari wahyu Tuhan Yang Maha Esa untuk menyebarkan ajaran-ajaran tersebut setelah diwisuda untuk menyampaikan ajaran tersebut pada umat manusia. Menurutnya, ia telah tiga kali diwisuda, yaitu sebagai ratu adil pada Selasa, 30 Mei 2006 setelah Yogyakarta diguncang gempa, sebagai juru selamat pada peringatan hari lahirnya Nabi Isa Almasih pada 25 Desember 2006 dan pada 20 Mei 2007 sebagai pemimpin wanita yang mendapat petunjuk oleh Tuhan Yang Maha Esa. "Saya tidak punya kepentingan apa-apa, namun saya telah ditunjuk menjadi panglima perang melawan iblis," kata ibu dua anak ini yang memeluk agama Islam pada tahun 1965 setelah sebelumnya sempat memeluk agama Katolik dan aliran Kejawen. Dalam setiap peperangan, lanjut Rusmiyati, ia dibekali dengan Pusaka Trisula bermata tiga yang di setiap ujung kanannya semua kitab suci, ujung kirinya adalah falsafah Pancasila dan puncaknya adalah Tuhan Yang Maha Esa. "Agar setiap kebahagiaan dan ketentraman yang saya rasakan bisa dirasakan oleh 80 persen seluruh manusia penjuru dunia," katanya. Selain itu, Rusmiyati mengatakan telah mendapat petunjuk ajaran baru melalui mimpi-mimpi sejak 1982 dan juga telah menyebarluaskan ajaran-ajaran yang disusunnya dalam enam jilid naskah ke beberapa orang dan kelompok.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007