Bandung (ANTARA News) - Gedung dan papan nama Kejaksaan Tinggi Jabar di Jalan Martadinata, Kota Bandung, Rabu siang sekitar pukul 11.30 WIB menjadi sasaran pelemparan telur busuk, uang receh dan tomat busuk oleh puluhan mahasiswa se-Bandung Raya. Aksi itu dilakukan menyusul belum tuntasnya kasus korupsi dana kaveling sebesar Rp25 miliar dana ABPD Jabar yang dilakukan oleh anggota dan unsur pimpinan DPRD Jabar periode 1999-2004. Puluhan mahasiswa itu juga kecewa dengan pelimpahan kasus tersebut ke Kejaksaan Agung, sehingga Kejati Jabar dinilai gagal menegakkan supremasi hukum dan memberantas korupsi serta Kejati rawan suap. Dalam kesempatan itu para pengunjukrasa mendesak agar mantan Gubernur Jabar Nuriana dan mantan Sekda Pemprop Jabar Danny Setiawan (kini Gubernur Jabar) untuk diadili terkait dengan kasus korupsi tersebut "Seharusnya sejak awal, kasus itu dilimpahkan ke KPK bukan ke Kejagung, agar kasus itu tuntas dengan menyeret para mantan pejabat eksekutif dan legislatifnya," kata Korlap aksi unjukrasa dari Barisan Kota (Barkot), Andriana. Dalam orasinya, para pengunjukrasa menuntut Kejati Jabar segera mengungkap kasus kaveling yang sudah berjalan bertahun-tahun. Selain itu, dalam orasinya KAMMI juga menuntut agar Kejati segera melimpahkan kasus ini ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bentuk kekecewaan mahasiswa atas kinerja Kejati itu ditandai dengan pelemparan telur busuk ke papan nama Kejati. Bahkan puluhan tomat menjadi amunisi lemparan lainnya. Aksi ini diakhiri dengan pelemparan uang logam pecahan Rp100 ke kantor Kejati sebagai simbol di dalam gedung Kejati rawan suap. Puluhan mahasiswa selain berorasi mendesak agar Kejati memeriksa semua anggota dewan dan eksekutif yang terlibat dana kaveling. Juga mereka membentangkan spanduk bertuliskan, "Usir Koruptor dari Gedung Sate".(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007