Solo (ANTARA News) - Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid hasil survei yang memprediksi suara partai tidak mencapai empat persen justru akan menjadikan bekerja lebih efektif.
"Itu menjadikan kami sebagai masukan-masukan untuk bekerja lebih efektif lagi dan untuk membuktikan bahwa kami bisa mendapatkan amanat dari rakyat," kata Hidayat di sela acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Solo, Surakarta, Jawa tengah, Kamis.
Hal ini diungkapkan Wakil Ketua MPR RI ini menanggapi hasil survei Kompas yang menyebutkan PKS diprediksi hanya mendapatkan suara 3,3 persen atau terancam tidak lolos ambang batas parlemen yang sebesar 4 persen.
"Biasanya pengaruh buat warga PKS lembaga-lembaga yang hasil surveinya sebelum pemilu akan membuat semngat bagi PKS tiga kali lipat yang disebut. Kalau sekarang kompas menyebut 3,3 persen mudah-muhan hasilnya menjadi sembilan persen," katanya.
Hidayat juga menegaskan bahwa kedaulatan rakyat itu bukan di tangan lembaga survei, tapi di tangan rakyat.
"UUD menegaskan bahwa rakyat lah yang memilih bukan lembaga survei. lembaga survei itu hanya memberikan indikasi saja dan beberapa kali dia juga salah," katanya.
Seperti diketahui, hasil survei Litbang Kompas pada 24 September-5 Oktober 2018 menyebutkan hanya lima parpol yang lolos dan sisanya terancam tidak lolos ambang batas parlemen yang sebesar 4 persen.
Menurut Kompas. lima Parpol yang diprediksi lolos adalah PDI-P (29,9 persen), Partai Gerindra (16 persen), PKB (6,3 persen), Partai Golkar (6,2 persen) dan Partai Demokrat (4,8 persen).
Sedangkan yang terancam tidak lolos adalah Partai NasDem (3,6 persen), PKS (3,3 persen), PPP (3,2 persen), PAN (2,3 persen), Perindo (1,5 persen), Hanura (1 persen), PBB (0,4 persen), PSI (0,4 persen), Partai Berkarya (0,4 persen), Partai Garuda (0,3 persen) dan PKPI (0,1 persen).
Baca juga: Empat parpol baru optimistis lolos ambang batas parlemen
Baca juga: Survei Median: lima parpol lolos ambang batas
Baca juga: OSO tak peduli survei, yakin Hanura lolos ambang batas parlemen
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018