Jakarta (Antara News) -- Menyambut Revolusi Industri 4.0, pertumbuhan teknologi menjadi salah satu hal yang tak bisa dibendung; segala sesuatu di seluruh lini industri mengalami penyesuaian berupa peningkatan efektivitas dan efisiensi. Agar tidak terdisrupsi, kolaborasi menjadi kata kunci untuk wujudkan inovasi.
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi Ismail saat membuka acara Innoscape 2018 yang diselenggarakan oleh Universitas Prasetiya Mulya di Jakarta, Kamis.
"Inovasi disruptif merupakan keniscayaan. Kolaborasi lintas disiplin ilmu dan lintas industri menjadi cara agar kita semua dapat menghadapi datangnya revolusi industri 4.0," ujarnya.
Ismail menyambut baik penyelenggaraan Innoscape 2018 karena mendorong terciptanya kolaborasi dan sinergi lintas disiplin ilmu, lintas industri, dan lintas generasi untuk membawa Indonesia menjadi negara yang siap menghadapi era disrupsi pada koridor revolusi industri 4.0.
"Keterlibatan lintas sektor dan lintas generasi menjadi sangat penting karena, saya kira, kita semua setuju kalau Indonesia harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri," tambah lulusan ITB ini.
Melibatkan berbagai pemangku kepentingan di industri teknologi, mulai dari pemerintah, korporasi, dan akademisi, Innoscape merupakan wadah yang menjembatani antara kreator atau inventor dengan dunia bisnis dan masyarakat guna menciptakan nilai dan manfaat bagi kedua belah pihak. Tak kalah penting, event ini memperkuat semangat kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan di industri teknologi dan dunia bisnis untuk wujudkan inovasi yang memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Sementara itu, Rektor Universitas Prasetiya Mulia Djisman S. Simandjuntak memaparkan, Innoscape 2018 mendorong penyampaian ide-ide dari para akademisi, peneliti, dan pihak lain yang tertarik dari seluruh dunia melalui penulisan karya ilmiah dengan tema 'Inovasi melalui Perspektif Teknologi, Bisnis, dan Kemasyarakatan'.
"Dari seluruh karya yang masuk, nanti akan dibahas di Parallel Session Tracks yang meliputi inovasi digital, pangan dan kesehatan, inovasi keuangan, inovasi di sektor pariwisata, inovasi sosial, dan kelestarian lingkungan," ungkapnya. Djisman melanjutkan, dalam rangka menyongsong era disrupsi, pihaknya mendorong anak didiknya untuk wujudkan sinergi antara sektor teknologi dan bisnis lewat konsep Learning by Enterprising atau konseptualisasi dan implementasi bisnis berbasis tim yang berorientasi pada lahirnya jiwa kewirausahaan pada anak didik sejak bangku kuliah.
"Saya berharap konsep pembelajaran ini dapat mendukung terciptanya keunggulan pada mahasiswa kami sehingga, pada akhirnya, mereka siap untuk menghadapi era disrupsi," pungkasnya
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018