New York (ANTARA News) - Meski Rafael Nadal dan David Ferrer, keduanya dari Spanyol, adalah teman baik di luar lapangan, namun di saat berlaga di lapangan, tidak ada rasa pertemanan diantara keduanya. Pada pertandingan babak keempat AS Terbuka, Ferrer menumbangkan Nadal, unggulan kedua, melalui pertandingan melelahkan selama empat set yang berakhir 6-7 (3/7), 6-4, 7-6 (7/4), 6-2. Selain membawanya melaju ke perempatfinal, kemenangan tersebut juga merupakan kemenangan pertama Ferrer atas Nadal dalam lima pertemuan mereka selama tiga tahun. Nadal telah mengalahkan Federer di final Prancis Terbuka, tetapi kalah dari petenis nomor satu dunia asal Swiss itu di final Wimbledon. Bagi Nadal, yang tengah bergelut dengan cedera lutut di awal turnamen, kekalahan tersebut merupakan hasil buruk karena kembali gagal melaju lebih dari babak delapan besar dalam lima penampilannya di turnamen tersebut. "Saya sangat lelah. Saya harus terus berlari," kata Ferrer yang berusia 25 tahun. "Saya merasa sangat senang - ini adalah malam yang sangat istimewa bagi saya, tetapi saya juga merasa sedih untuk Rafa. Pada saat-saat kritis, ia bermain sangat bagus." Pertandingan antara dua pemain spesialis lapangan tanah liat yang dimulai sekitar pukul 10 malam waktu setempat itu diharapkan berlangsung cepat, namun harapan tersebut buyar setelah keduanya menyelesaikan pertandingan di dua set awal dalam waktu sekitar dua jam. Ferrer kemudian mendominasi pertandingan saat terjadi reli, dan tidak mengejutkan ketika ia mampu merebut set ketiga. Namun, Ferrer tidak mengendurkan serangannya kepada Nadal yang membutuhkan perawatan untuk tendon lutut dan kram di tangan kirinya. Ferrer kemudian mematahkan servis Nadal pada awal set keempat untuk unggul 4-2 dan Nadal pun terlihat menahan sakit di pojok lapangan setelah Ferrer melakukan smes keras untuk unggul 5-2. Petenis berusia 20 tahun asal Mallorca itu memegang servis pada game kedelapan, tetapi ia melakukan spekulasi pukulan lob panjang pada saat match point yang justru mengakhiri langkahnya. Tersingkirnya Nadal membuat jalan unggulan ketiga Novak Djokovic (20) untuk melaju ke final pertamanya di grand slam semakin terbuka lebar. Tetapi petenis Serbia itu terlebih dulu dipaksa bekerja keras untuk menyingkirkan Juan Monaco pada pertandingan ketat yang berlangsung hampir empat jam 7-5, 7-6 (7/2), 6-7 (6/8), 6-1. Setelah membutuhkan waktu empat jam 44 menit untuk menundukkan Radek Stepanek pada babak kedua, Djokovic memiliki resiko besar bahwa kondisi fisiknya tidak lagi fit untuk tampil pada babak berikutnya. "Punggung saya sakit dan harus memanggil trainer. Kemudian perut saya juga terasa sakit dan merasa kehabisan energi. Saya pun minum beberapa pil dan vitamin dan sesudahnya merasa cukup segar. "Saya senang karena memiliki satu hari libur dan bisa memulihkan fisik." Lawan Djokovic di babak delapan besar ialah petenis veteran Spanyol Carlos Moya. Pada usia 31 tahun, petenis tertua yang tersisa di tunggal putra itu menyingkirkan petenis belia Latvia Ernests Gulbis 7-5, 6-2, 6-7 (5/7), 6-4 untuk melaju ke perempatfinal New York untuk pertamakalinya sejak 1988. "Saat anda menjadi petenis tertua yang tampil di lapangan, Anda mendapat banyak dukungan," kata Moya, seperti dilansir AFP. Sementara itu Juan Antonio Chela (28) melaju ke babak delapan besar untuk kedua kalinya setelah memetik kemenangan 4-6, 6-2, 7-6 (8/6), 1-6, 6-3 atas petenis Swiss Stanislas Wawrinka. Pengalaman dan akurasi pukulan Chela dari baseline menjadi kunci kemenangannya saat melawan petenis yang lebih agresif tetapi juga lebih tidak konsisten itu. Petenis Amerika Selatan, unggulan ke-20, terlihat lebih gugup ketika pertandingan memasuki set kelima, tetapi Wawrinka justru membuat Chela keluar dari keraguannya karena bermain buruk. "Saya tampil untuk pertamakalinya di perempatfinal AS Terbuka dan kedua kalinya selama karir, sehingga hasil ini cukup bagus untuk saya. Ini adalah tahun yang bagus," kata Chela. "Saya merasa lelah, tetapi saya memiliki libur satu hari dan kondisi saya akan siap untuk semifinal." (*)

Copyright © ANTARA 2007