Jakarta (ANTARA News) - Pemerintahan Indonesia menargetkan untuk meningkatkan nilai transaksi perdagangan degnan Rusia menjadi 1 miliar dolar AS pada 2008 atau naik dari nilai perdagangan tahun 2006 sekitar 680 juta dolar AS. Hal itu dikemukakan Jurubicara Kepresidenan Dino Patti Djalal, di halaman Istana Negara, Jakarta, Rabu, usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Filipina untuk Indonesia, Fidal Erfe Querol. "Perdagangan kita masih sangat di bawah potensi yaitu jumlahnya hanya sekitar 680 juta dollar AS. Dan ini sangat kecil dibandingkan potensi yang ada. Potensi perdagangan kedua negara sangat besar dan perlu ditingkatkan," katanya. Karena itu, lanjutnya, ada keinginan untuk meningkatkan target perdagangan mencapai 1 miliar dollar AS dalam waktu dekat. "Dan saya yakin ini dapat tercapai," katanya. Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin, dijadwalkan akan berkunjung ke Indonesia, Kamis (6/9), dan akan bertemu dengan Presiden Yudhoyono di Istana Merdeka untuk membahas kerjasama bilateral kedua negara. "Kunjungan ini merupakan kunjungan balasan terhadap kunjungan Presiden Yudhoyono ke Moskow pada Desember 2006. Dan yang penting dicatat, ini adalah kunjungan pertama dari Presiden Rusia ke Indonesia sejak tahun 1991," ujar Dino. Kedua negara ini, katanya, sangat berkepentingan untuk meningkatkan hubungan dengan Rusia, menyusul terus meningkatnya pertumbuhan ekonomi di dua negara dimana Indonesia tumbuh sekitar 6 persen, dan Rusia tumbuh 6,6 persen. "Ekonomi negara itu (Rusia) mencapai 730 miliar dolar AS per tahun sehingga potensinya sangat besar untuk ditingkatkan," katanya. Rusia adalah salah satu negara yang memiliki cadangan minyak terbesar di dunia. Rusia dan Indonesia juga sama-sama duduk di Dewan Keamanan PBB. "Indonesia banyak mempunyai kesamaan pandangan terhadap berbagai isu internasional. Besok (6/9), Presiden akan membicarakan mengenai masalah masalah bilateral terutama mengenai bagaimana kerjasama ekonomi, terutama perdagangan dan investasi," ujarnya. Keyakinan bahwa peningkatan kerjasama dapat ditingkatkan, diutarakan Dino, terlihat dari komitmen Rusia untuk memberikan pinjaman lunak kepada Indonesia untuk membeli peralatan militer dari Rusia. "Sedang dibahas lebih lanjut dan akan ada kerjasama teknis militer lainnya, dan pertukaran pejabat-pejabat tinggi pertahanan antar kedua negara," ujarnya. Di sektor energi, kedua negara juga sepakat menggarap potensi investasi di sektor bidang perminyakan dan pertambangan. "Akan ada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pertamina dengan Lukoil Rusia dengan nilai sekitar 1 miliar dolar AS, dan antara Aneka Tambang dengan Russal senilai 3 miliar dolar AS," ujarnya. Selain itu, kedua negara juga sepakat bekerjasama di bidang olah raga dan kepemudaan, teknologi, dan sebagainya. "Jadi, ini merupakan suatu tanda, bahwa hubungan RI dan Rusia, semakin baik. Ini juga tanda bahwa politik luar negeri bebas aktif Indonesia, kita berkawan dengan siapa pun," tegasnya. (*)

Copyright © ANTARA 2007