Moskow (ANTARA News) - Ketua DPD RI Oesman Sapta (Oso) mendapatkan kehormatan menyampaikan pidato pada sidang paripurna Majelis Tinggi Dewan Federal Federasi Rusia di Gedung Dewan Federasi Rusia, di Moskow, Rabu.
Sidang paripurna tersebut dipimpin oleh Ketua Dewan Federasi Rusia, Valentina Matviyenko, yang didampingi para wakil ketua dan dihadiri sebagian besar dari 170 anggota Dewan Federasi Rusia.
Oesman Sapta menegaskan, hubungan antara DPD RI dan Dewan Federasi Rusia yang semakin baik akan menjadi lokomotif baru untuk mempercepat dan memperluas hubungan bilateral Indonesia dan Rusia, di segala bidang.
Menurut Oesman Sapta, sejak 28 Desember 1991, ketika Indonesia mengakui Federasi Rusia sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh, hubungan bilateral kedua negara telah berkembang pesat, khususnya sejak ditandatanganinya Deklarasi tentang Kerangka Hubungan Persahabatan dan Kemitraan antara Indonesia dan Rusia pada 21 April 2003.
Salah satu contoh, dari hubungan Moskow, bilateral yang makin baik tersebut adalah, Indonesia dan Rusia sepakat membuka penerbangan langsung dari Rusia ke Indonesia yakni dari Moskow ke Denpasar, mulai 28 Oktober mendatang. "Dengan dibuka penerbangan langsung ini, Maskapai Rossiya Airlines akan mengisi rute tersebut yakni tiga kali penerbangan dalam sepekan dari Bandara Sheremetyovo di Moskow ke Bandara Ngurah Rai di Bali, serta sebaliknya tiga kali penerbangan dari Bali ke Moskow," katanya.
Menurut Oesman Sapta, rute penerbangan langsung Rusia-Indonesia ini akan menjadi babak baru peningkatan interaksi dalam hububungan bilateral Rusia-Indonesia. "Apalagi jika Rusia memberikan fasilitas bebas visa kepada Indonesia, seperti Indonesia yang sudah lebih dulu memberikan fasilitas bebas visa ke Rusia, maka kunjungan warga Indonesia ke Rusia akan semakin meningkat," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Oesman Sapta juga mengatakan, pada hari ini dirinya ingin memutar kembali ingatan publik pada satu episode sejarah yang terjadi pada Agustus 1956 ketika Presiden Indonesia, Soekarno, merangkul Uni Sovyet dengan sebuah kalimat sakral yang patut selalu kita ingat dan harus diceritakan dari generasi ke generasi di kedua negara kita. "Pada saat itu Presiden Soekarno meneriakkan kata Merdeka, sebanyak lima kali, yang diikuti oleh warga Uni Sovyet di Kota Lenningrat dan Saint Petersburg," katanya.
Menurut Oesman Sapta, kehadiran Delegasi DPD RI ke Dewan Federasi Rusia adalah kehadiran seorang kawan lama yang selalu percaya bahwa Rusia adalah sahabat sejati yang selalu menjaga hubungan persaudaraan ini. Delegasi DPD RI, kata dia, adalah para senator yang mewakili seluruh rakyat Indonesia dari 34 provinsi.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018