Jakarta (ANTARA News) - Salah satu risiko kesehatan yang bisa menghantui penderita diabetes adalah terkena masalah seksual seperti disfungsi ereksi pada pria. Kalaupun bisa melakukan ereksi, kemampuannya tidak akan semumpuni pria sehat.
"Impotensi pada penderita diabetes tinggi. Kemampuan ereksi 10 tahun lebih tua dari kemampuan biologis sesungguhnya. Banyak orang datang ke tempat praktik saya karena disfungsi ereksi. Dicek gula darahnya, tinggi," ujar Kepala Divisi Metabolik Endokrin Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. Dante Saksono H. SpPD-KEMD, PhD di Jakarta, Rabu.
Disfungsi ereksi merupakan kondisi ketidakmampuan alat vital pria (penis) untuk mencapai dan mempertahankan kondisi ereksi saat melakukan hubungan seksual dengan pasangan secara memuaskan.
Pada penderita diabetes kondisi ini terjadi karena terganggunya pembuluh darah sehingga aliran darah ke penis pun terganggu.
"Kalau sudah terjadi, di stadium awal bisa diobati. Tetapi kalau sudah stadium lanjut, enggak bisa lagi. Kadang-kadang didiamkan saja, kalau enggak ya enggak mau mengaku," kata Dante.
Baca juga: Ingin sehat? Pria jangan lakukan kebiasaan ini
Baca juga: Pertolongan pertama disfungsi ereksi dengan perbaikan gaya hidup
Pada perempuan, keputihan yang abnormal akibat diabetes bisa memicu infeksi pada vagina. Salah satu efeknya adalah mengeringnya vagina sehingga membuat penetrasi saat berhubungan seksual menjadi menyakitkan.
"Keputihan bisa menyebakan infeksi pada vagina. Menyebabkan elemen vagina berubah. Vagina menjadi kering," tutur Dante.
Seseorang disebut menderita diabetes bila kondisi kadar gula darah sewaktunya lebih dari 200 mg/dL dan gula darah puasanya melebihi 126 mg/dL.
Baca juga: Wanita lebih banyak terkena diabetes
Baca juga: Bukan gejala tapi komplikasi diabetes yang perlu ditakuti
Baca juga: Waktu tepat periksa gula darah demi deteksi dini diabetes
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018