Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Agus Widjojo, mengatakan, bangsa Indonesia harus bisa membendung pemikiran-pemikiran yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila dan UUD 1945.

Agus Widjojo saat jumpa pers Jakarta Gepolitical Forum II/2018 bertema "Mapping The Future of Geopolitics", di Jakarta, Rabu, mengatakan, kondisi geopolitik dunia sudah semakin global dan sudah tidak ada batasan antar negara, terutama batas-batas kedaulatan informasi dan kebijakan.

"Semakin pudarnya batas-batas antar negara, tidak bisa dihindari. Banyak sekali contoh yang baik, namun juga ada banyak contoh yang buruk," katanya.

Ia menyebutkan, saat ini masih ada pihak yang mencoba membawa pandangan, tatanan, pemikiran, maupun ideologi bangsa lain yang dianggapnya lebih baik untuk masuk ke Indonesia. Padahal, pemikiran itu menggunakan pendekatan konflik dan peperangan.

"Hendaknya kita sadari di dalam mengungkapkan perbedaan. Betapapun orang berpandangan dia membawa tatanan yang lebih baik, tapi jika menggunakan konflik dan malah peperangan, maka tidak akan pernah baik," ucap Agus.

Oleh karena itu, tambah purnawirawan Jenderal bintang tiga ini, Indonesia perlu memperkuat konsensus nasional yang tertuang dalam Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, dan UUD 1945.

"Maka, segala macam warisan pemikiran, pemahaman dan pandangan nasional dapat terjaga dengan baik," ucapnya.

Sementara itu, Mantan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI, Dorodjatun Kuntjoro Jakti, mengatakan, lonjakan populasi penduduk dunia kian mempertajam persaingan antar negara dalam menjaga wilayah dan mengelola sumber daya alamnya. Kondisi ini juga diperparah dengan adanya konflik di sejumlah negara.

Ia mengatakan, adanya arus pengungsi dari negara yang dilanda perang ke wilayah negara lain secara langsung berdampak terhadap stabilitas politik sebuah kawasan sehingga berdampak pula terhadap situasi geopolitik dunia.

"(Diskusi) fokusnya banyak berkisar pada sumber krisis yang banyak terlihat. Bila kita bergerak tidak hati-hati maka kekacauan (disarray) akan menumpuk," kata Dorodjatun.

Ia menambahkan, dalam seminar ini akan dibahas tentang persoalan dunia diantaranya pertumbuhan jumlah penduduk.

"Trade War dan Indo Pasific buat kita sangat penting diperhatikan. Jika PDB tambah satu persen, maka perdagangan dunia bertambah tiga persen. Soal geopolitik bagi Indonesia sangat penting karena Indonesia saat ini berada di persimpangan jalan dan Indonesia tidak bisa tidak, memperhatikan hal ini," ucapnya.

Baca juga: Ulama Aceh Barat dibekali ideologi Pancasila
Baca juga: Megawati bicara soal beratnya pembinaan ideologi Pancasila
Baca juga: Peneliti: Saatnya Pancasila ditampilkan sebagai ideologi terbuka
Baca juga: IPPNU minta Ma'ruf kuatkan ideologi Pancasila dan tangani hoaks

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018