Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menawarkan kerja sama Indo-Pasifik yang terbuka dan inklusif dengan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru, dan memperhatikan sentralitas ASEAN.
"Konsep Indonesia mengenai Indo-Pasifik menjanjikan situasi geopolitik yang saling menguntungkan dengan mengutamakan kolaborasi untuk kepentingan bersama termasuk penciptaan pusat pertumbuhan baru," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam Jakarta Geopolitical Forum 2018 yang diselenggarakan oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI di Jakarta, Rabu.
Penguatan kerja sama di kawasan Indo-Pasifik merupakan isu strategis bagi Indonesia dan ASEAN yang terletak di tengah-tengah dua kawasan yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.
Indonesia akan mengarahkan konsep Indo-Pasifik untuk meningkatkan kerja sama bidang maritim, konektivitas, dan agenda pembangunan berkesinambungan dengan menghormati hukum dan norma internasional.
Konsep Indo-Pasifik yang coba ditawarkan Indonesia bertujuan menghubungkan kawasan Samudera Pasifik yang sudah memiliki infrastruktur dan kerja sama yang sudah baik, dengan kawasan Samudera Hindia yang mulai dibangun kerja samanya melalui Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA).
Dengan menghubungkan kedua kawasan tersebut, menurut Menlu, diharapkan tercipta pusat-pusat pertumbuhan baru di negara-negara anggota IORA.
"Kalau terjadi penyebaran pusat pertumbuhan ekonomi baru, maka harapannya akan terjadi peningkatan kesejahteraan yang akan mendukung perdamaian," kata dia.
Untuk mengembangkan konsep ini, Indonesia telah berdialog dengan negara-negara ASEAN karena sentralitas ASEAN penting dipertahankan dalam pengembangan kerja sama Indo-Pasifik.
Konsep Indonesia akan memberikan nilai tambah bagi mekanisme kerja sama ASEAN yang telah ada saat ini, khususnya untuk memperkuat KTT Asia Timur (EAS).
Selain itu, Indonesia juga sudah menyampaikan usulan konsep ini kepada sejumlah mitra seperti China, Rusia, AS, Jepang, Australia, Korea Selatan, dan India.
Menlu Retno menegaskan bahwa pengembangan konsep Indo-Pasifik yang terbuka dan inklusif didasarkan pada semangat kerja sama yang telah menjadi DNA Indonesia, dan DNA dari ASEAN.
"DNA dari ASEAN adalah mengembangkan sebuah kemitraan dan kerja sama. Karena sejarah telah mengajarkan kepada kita bahwa kerja sama akan lebih baik daripada persaingan," kata Menlu.
Baca juga: Indonesia diminta bangun kepercayaan negara besar terkait Indo-Pasifik
Baca juga: Presiden: perlu terobosan kerjasama negara-negara Samudera Pasifik
Baca juga: Jokowi usulkan tiga upaya wujudkan kemitraan Indo-Pasifik
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018