Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan berbagi tumpangan yang mulai tahun ini tidak beroperasi di Indonesia, Uber, turut menyatakan sikap mereka terhadap kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi.
CEO Dara Khosrowshahi, seperti diberitakan Reuters, menunggu fakta-fakta kasus Khashoggi, yang dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul, Turki, sebelum memutuskan kelanjutan negara tersebut terhadap bisnis Uber.
Khosrowshahi membatalkan kehadirannya pada konferensi mengenai investasi di Saudi yang mulai pada Selasa pekan ini, langkah ini juga diambil sejumlah petinggi bisnis dan politik mancanegara.
Saudi menginvestasikan kekayaan mereka di Uber dan masuk jajaran direksi aplikasi berbagi tumpangan ini.
Sebelum bertindak, Khosrowshahi memilih untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dalam kasus Khashoggi, yang menjadi sorotan dunia,
"Pertama, kami ingin mengetahui fakta-faktanya dan kami akam membuat pertimbangan bagaimana kami melangkah, bagaimana kami mengumpulkan dana untuk itu," kata dia.
Jamal Khashoggi dilaporkan menghilang pada 2 Oktober ketika dirinya tidak ditemukan usai memasuki konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki untuk mengurus dokumen pernikahan.
Setelah berminggu-minggu membantah terlibat dalam kasus Khashoggi, Saudi pada 19 Oktober lalu mengakui Khashoggi tidak sengaja terbunuh dalam perkelahian di konsulat di Turki.
Pernyataan Saudi terhadap kasus Khashoggi dinilai janggal oleh banyak negara, mereka menuntut negara minyak tersebut mengungkap kasus pembunuhan sang jurnalis.
Buntutnya, sejumlah negara maupun perusahaan berskala global mengurungkan kerja sama dan menarik kehadiran mereka dari konferensi internasional dalam investasi.
Baca juga: Indonesia tetap hadiri konferensi investasi di Arab Saudi
Baca juga: Arab Saudi pakai Twitter untuk mata-matai Khashoggi?
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018