Pasar saham menjadi perhatian semua orang. Dolar/yen bergerak hampir tick-to-tick dengan saham
New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS melemah terhadap mata uang "safe-haven" lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), namun berhasil memulihkan beberapa kerugian awal karena aksi jual di pasar saham AS berkurang.
Indeks Dow Jones Industrial Average, S&P 500 dan Komposit Nasdaq turun secara dramatis pada pembukaan perdagangan, terseret oleh laba mengecewakan dari pemimpin industri Caterpillar Inc dan 3M Co. Tiga indeks telah memulihkan sebagian kerugian tersebut pada pertengahan sore, tetapi tetap lebih rendah dari penutupan Senin (22/10).
"Pasar saham menjadi perhatian semua orang. Dolar/yen bergerak hampir tick-to-tick dengan saham," kata David Gilmore, partner di FX Analytics.
Meskipun dolar juga dianggap sebagai mata uang "safe-haven", pelemahan di pasar AS akan merugikan greenback terhadap mata uang "safe-haven" lainnya. Dolar melemah terhadap yen sebesar 0,32 persen, terakhir diperdagangan pada 112,45 yen. Terhadap franc Swiss, dolar turun delapan basis poin, terakhir di 0,995 franc.
Caterpillar jatuh 5,8 persen setelah pembuat peralatan berat itu mempertahankan prediksi labanya untuk 2018, sesudah menaikkannya pada dua kuartal sebelumnya. Sementara, 3M meluncur 5,2 persen setelah memangkas prospek laba setahun penuh karena "headwinds" mata uang.
Itu menghidupkan kembali kekhawatiran atas dampak meningkatnya biaya pinjaman, upah dan tarif atas laba perusahaan-perusahaan.
Perkembangan dalam kebijakan AS, terutama pemotongan pajak Presiden Donald Trump, telah meningkatkan investasi dalam aset-aset AS. Itu telah berkontribusi terhadap kinerja dolar tahun ini, tetapi narasi itu tampaknya telah berakhir, kata Mazen Issa, ahli strategi valas senior di TD Securities.
"Dengan pemilihan umum paruh waktu (kongres) makin dekat, para investor sedikit gugup dan ingin melihat apakah akan ada kebijakan-kebijakan di jalur yang akan terus mendukung tingginya harga-harga aset AS."
Indeks dolar, ukuran dari nilai greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun sekitar 10 basis poin sepanjang hari, terakhir di 95,927.
Euro awalnya jatuh setelah Komisi Eropa menolak rancangan anggaran 2019 Italia pada Selasa (22/10), mengatakan itu secara berani melanggar peraturan Uni Eropa pada belanja publik, dan meminta Roma untuk mengajukan yang baru dalam tiga minggu atau menghadapi tindakan disipliner.
Kekhawatiran tentang pengeluaran Italia telah menimbulkan keraguan tentang rencana Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menaikkan suku bunga musim panas mendatang, dan itu telah menekan euro. Namun pada Selasa (23/10), naik 0,1 persen, terakhir di 1,1473 dolar.
Baca juga: Dolar menguat di tengah perundingan Brexit yang terus berubah
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018