Sydney (ANTARA News) - Para Menteri Perdagangan dan Luar Negeri Asia Pasifik, Rabu, memulai pertemuan dua hari di Sydney, tempat mereka akan membahas berbagai upaya mendorong pengamanan makanan di kawasan itu, upaya memerangi terorisme dan juga pembicaraan liberalisasi perdagangan global. Para menteri dari 21 negara anggota forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) itu tidak mungkin dapat membahas secara rinci berbagai masalah pemanasan global karena masalah itu akan didiskusikan secara ekstensif selama pertemuan puncak (KTT) para pemimpin APEC selama dua hari yang dimulai Sabtu, delegasi Jepang mengatakan kepada Kyodo. Para menteri itu merencanakan mendorong inisiatif untuk meluncurkan `Forum Kerjasama Keamanan Pangan` di seluruh negara anggota APEC yang bertujuan menyelaraskan regulasi keamanan makanan di China dan negara lainnya di kawasan tersebut berdasarkan pada standar global, demikian menurut rancangan pernyataan sesudah pertemuan mereka. Meskipun rancangan pernyataan belum menunjuk pada China, para menteri akan secara efektif mendesak Beijing untuk lebih menjamin keamanan ekspornya di tengah-tengah meningkatnya kekhawatiran terutama di Amerika Serikat seputar keamanan pangan yang diproduksi China dan produk-produk lainnya. Para menteri diperkirakan akan menyepakati ekonomi regional akan mempertahankan posisi pertumbuhan pada 2008, tetapi bahwa "berbagai ancaman terorisme, bencana alam, kontaminasi pasokan makanan serta pemdemik, seperti viris Avian Influenza" dapat menggelincirkan prediksi tersebut, bunyi rancangan pernyataan tersebut. Suatu sudi komisi Singapura memperkirakan bahwa dampak ekonomi APEC dari kekacauan perdagangan dikarenakan serangan teroris pada pasokan global yang akan dapat menjadikan kehilangan 137 miliar dolar dalam produk domestik bruto (PDB) dan 159 miliar dolar dalam penurunan perdagangan, draft itu menyebutkan. Pada pembicaraan pembukaan pasar di bawah Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), para menteri akan merekomendasikan bahwa para pemimpin APEC mengeluarkan suatu pernyataan `stand-alone` selama KTT Sydney untuk mendesak negara anggota WTO memasuki tahapan akhir pembicaraan Putaran Doha tahun ini, katanya. Terindikasi bahwa para menteri ingin bahwa 151 negara anggota WTO menyepekati garis besar suatu kesepakatan untuk mengurangi berbagai hambatan perdagangan dalam produk-produk pertanian, manufaktur dan jasa pada akhir tahun ini. Sejak diluncurkan pada 2001, Putaran Doha telah melampaui batas waktu yang ditetapkan setelah negara-negara baru tumbuh seperti Brazil dan India menolak untuk menawarkan berbagai kesempatan pasar baru bagi ekspor barang-barang industri tanpa penagurangan tajam subsidi pertanian oleh Amerika Serikat dan Eropa. Mewakili 60 persen dari PDB dunia dan setengah dari perdagangan dunia, kelompok APEC itu terdiri atas Australia, Brunei, Kanada, Chili, China, Hongkong, Indonesia, Jepang, Malaysia, MJeksiko, Selandia Baru. Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia, SIngapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat dan Vietnam. (*)
Copyright © ANTARA 2007