Angka stunting pada Riskesdas 2013 37,2 persen turun menjadi 30,8 persen pada 2018

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengungkapkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 bahwa angka kekerdilan pada bayi di bawah lima tahun turun menjadi 30,8 persen dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya.

"Angka stunting pada Riskesdas 2013 37,2 persen turun menjadi 30,8 persen pada 2018," kata Menkes Nila di acara Forum Merdeka Barat 9 di Gedung Sekretariat Negara Jakarta, Selasa.

Sementara untuk angka kekerdilan pada usia bayi di bawah dua tahun di angka 29 persen.

Riskesdas tahun 2018 dilakukan bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengukur angka kekerdilan pada anak secara nasional di seluruh Indonesia.

Baca juga: Menkes Nila Moeloek tekankan fokus penanganan kasus stunting di daerah

Nila mengatakan penurunan angka kekerdilan ini merupakan hasil dari upaya yang telah dilakukan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan sektor lain seperti Kementerian Desa, Kementerian PUPR dalam penyediaan akses sanitasi dan air bersih, dan kementerian lain di bidang terkait.

Nila mengatakan penurunan angka kekerdilan ini merupakan kerja bersama semua pihak dari berbagai kementerian.

"Termasuk Kementerian Agama untuk menekan angka pernikahan dini. Stunting juga berkolerasi dengan penyakit tidak menular," kata Nila.

Pada hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 memang angka kekerdilan pada anak berada di 27 persen. Namun metodologi yang digunakan jauh berbeda di mana PSG hanya menggunakan sampel dalam lingkup lebih kecil, sementara Riskesdas dilakukan melalui survei yang menyeluruh secara nasional.

Menkes juga menyebutkan angka kematian ibu juga menurun secara signifikan sejak 2015 hingga September 2018.

Mulai dari 4.999 kematian pada 2015, 4.912 kematian di 2016, menurun jadi 4.295 pada 2017, dan menjadi 2.355 kematian hingga September 2018.

Baca juga: Menkes: pencegahan kekerdilan dari sekolah

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018