Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqe berpesan semua pihak untuk tetap menjaga persatuan dan jangan terpecah belah karena perbedaan pilihan politik di Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019.
Baca juga: Jimly Asshiddiqie akan bantu selesaikan masalah Agustinus
Hal itu disampaikan Jimly saat menjadi pembicara utama dalam diskusi publik bertajuk 'Memperkokoh Ikatan Kebangsaan Dalam Konstelasi Politik' yang diselenggarakan Universitas Islam Negeri (UIN), Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Senin.
"Indonesia ini negara paling plural dan kita harus saling mengingatkan untuk bersatu. Dalam demokrasi, intinya kita harus saling menghormati. Jangan terpecah belah hanya karena beda pilihan politik," kata Jimly.
Baca juga: Soal penyerangan ulama, ICMI minta polisi tak terkecoh dalih orang gila
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu juga menyoroti situasi politik yang kian memanas akibat aksi saling hujat antar pendukung dua pasangan capres-cawapres yang berkompetisi di Pilpres 2019.
"Semua kata-kata jorok digunakan untuk bagaimana menjatuhkan lawan, itu kampungan! Jangan memaksakan orang lain untuk mengikuti pilihan kita," katanya.
Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari DKI Jakarta ini menambahkan, di tahun politik, kegaduhan juga begitu nyata di media sosial (medsos). Karenanya ia meminta masyarakat khususnya mahasiswa dan kaum milenial untuk lebih bijak dalam menggunakan medsos.
Baca juga: ICMI ajak Muslim tampilkan Islam secara ramah
"Akhir-akhir ini medsos digunakan untuk menghina dan menjatuhkan lawan politik, itu kebiasaan tidak baik. Kalau ada orang yang kaya gitu, berarti kampungan. Kita mahasiswa millennial jangan kampungan. Kita harus saling menghormati perbedaan," kata Jimly.
Selanjutnya, mantan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) ini kembali mengimbau tentang pentingnya mengutamakan persatuan, meskipun ada perbedaan pilihan dalam soal politik dan pemimpin.
Baca juga: ICMI dorong Sumbar buat perda etika
Sebab, semua calon pemimpin bangsa yang berkompetisi dalam politik adalah saudara dalam satu Tanah Air, katanya.
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2018