Itu sudah dihitung mulai dari beras dipanen kemudian setelah dipanen jadi GKP (gabah kering panen), dari GKP ke GKG (gabah kering giling) susut dan hilangnya berapa sudah dihitungJakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan sejumlah data beras terbaru usai mengikuti rapat koordinasi tentang metode penghitungan produksi beras di kantor Wakil Presiden.
Ditemui di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin, Darmin mengatakan bahwa luas panen padi pada tahun 2018 mencapai 10,9 juta hektare dari lahan baku sawah yang mencapai 7,1 juta hektare berdasarkan data yang disiapkan oleh BPS dan BPPT.
Berdasarkan data tersebut, terdapat sekitar 54 persen merupakan lahan baku sawah yang mengalami panen hingga dua kali.
Ia juga menjelaskan hasil perhitungan BPS menunjukkan bahwa total produksi beras mencapai 32,4 juta ton saat ini.
"Itu sudah dihitung mulai dari beras dipanen kemudian setelah dipanen jadi GKP (gabah kering panen), dari GKP ke GKG (gabah kering giling) susut dan hilangnya berapa sudah dihitung," kata Darmin.
Di sisi lain, konsumsi beras tahun 2018 totalnya 29,6 juta ton atau sekitar 2,4 juta ton sebulan, sehingga dengan produksi mencapai 32,4 juta ton masih terdapat kelebihan produksi 2,85 juta ton.
Namun, angka surplus produksi tersebut masih di bawah angka sebelumnya yang bisa mencapai kelebihan hingga 20 ton.
"Sehingga memang pasokan di pasar tersendat, itu sebabnya di awal tahun kami sudah mulai melihat bahwa stok di Bulog kok rendah sekali. Bahkan pada waktu Maret 2018 mengimpor itu, stok di Bulog 500 ribu ton, itu terlalu rendah," kata Darmin.
Baca juga: Menko Perekonomian soroti data proyeksi beras Kementan yang sering meleset
Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018