Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Sebagian jalur darat di Kabupaten Sigi masih terputus karena tertimbun longsoran tanah pada Sabtu (20/10), termasuk jalan Salua-Sadaunta di Kecamatan Kulawi.
"Kami sekarang ini lagi antre untuk menuju Palu dengan menggunakan helikopter sebab jalur Salua-Sadaunta di Kecamatan Kulawi belum bisa dilewati karena tertimbun tanah longsor," kata Idin Massa, seorang sukarelawan asal Kabupaten Banggai yang sebelumnya mengantar bantuan untuk korban gempa di Kecamatan Kulawi kepada Antara melalui telepon genggam, Senin.
Ia mengatakan dalam dua hari terakhir banyak warga dan sukarelawan penanganan dampak gempa yang hanya bisa ke Kota Palu dengan menggunakan helikopter milik swasta karena sebagian jalur darat terputus akibat tanah longsor.
"Tapi karena jumlah warga yang antre cukup banyak, maka evakuasi dilakukan secara bertahap sejak dari hari Minggu (21/10)," kata dia.
Sekitar 13 dari 18 titik sepanjang jalur jalan Desa Salua-Sadaunta tertimbun longsoran tanah, membuat sebagian warga yang hendak menuju Palu atau sebaliknya terpaksa jalan kaki selama tiga jam menyusuri hutan dan aliran sungai yang bermuara di Sungai Gumbasa menurut Idin.
"Tidak ada jalan alternatif. Masyarakat harus jalan kaki agar bisa melanjutkan perjalanan ke Kota Palu dan sebaliknya ke Kulawi," kata dia.
Tanah longsor menyebabkan Kecamatan Lindu, Kulawi, Pipikoro, dan Kulawi Selatan di Kabupaten Sigi kembali terisolasi, menghambat pendistribusian bantuan logostik berupa makanan dan tenda sekolah bagi korban gempa. Penyaluran bantuan ke empat wilayah tersebut terpaksa melalui udara karena sebagian jalur daratnya terputus.
Selain tanah longsor, banjir juga menerjang Desa Salua karena air sungainya meluap menyusul hujan lebat yang turun dalam beberapa hari terakhir, membuat sebagian rumah warga tergenang.
Baca juga: Menteri Desa: 90 persen desa di Sigi terdampak bencana
Pewarta: Anas Masa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018