Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meminta para santri agar jangan mudah percaya pada kabar bohong atau hoaks dan fitnah yang sering muncul saat menjelang pesta demokrasi.
"Silakan, para santri beda pilihan tidak apa-apa. Namanya beda pilihan. Setiap 5 tahun pasti ada. Ini pilihan politik, tapi jangan sampai muslim saling fitnah, sesama saudara sebangsa setanah air saling menjelekkan," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri acara Malam Puncak Hari Santri 2018 yang digelar di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu malam.
Menurut Presiden, hoaks dan fitnah sering muncul terutama saat menjelang pesta demokrasi seperti pemilihan bupati, wali kota, gubernur, hingga pemilihan presiden.
Oleh karena itu, senada dengan tema acara "Bersama Santri, Damailah Negeri", Presiden pun mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga kerukunan, persatuan, dan persaudaraan antarsesama anak bangsa. Apalagi mengingat Indonesia adalah negara yang dianugerahi Allah dengan berbagai keragaman.
"Oleh sebab itu, dalam rangka menjaga rumah kita bersama, yang namanya NKRI, mari kita jaga persatuan karena aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, kerukunan, dan persaudaraan," tuturnya sebagaimana disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Dalam sambutannya, Presiden menyampaikan bahwa menjadi santri adalah menjadi Islam yang cinta bangsa, menjadi muslim yang religius, menjadi santri yang berakhlakul karimah dan sekaligus nasionalis sebagaimana ditauladankan oleh para kiai, ajengan, dan ulama.
"Sejarah telah mencatat peran besar para ulama, para kiai, para santri dalam masa perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, dalam menjaga Pancasila, dalam menjaga NKRI, dan selalu memandu ke jalan kebaikan, ke jalan kebenaran, ke jalan kemajuan," kata Presiden.
Peringatan Hari Santri yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden No 22 Tahun 2015 menurut Presiden merupakan sebuah bentuk penghormatan dan rasa terima kasih negara terhadap kontribusi para kiai, alim ulama, santri, dan seluruh komponen bangsa yang mengikuti teladan alim ulama.
"Kita patut bersyukur Indonesia dipandu oleh tradisi kesantrian yang kuat. Tradisi penghormatan dan penghargaan yang tinggi kepada sesama, menjunjung tinggi prinsip 'habluminallah' dan 'habluminannas'," ujarnya.
Pada acara tersebut juga diberikan penghargaan kepada para juara Santri Millenial Competition. Hadiah diserahkan langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Selesai acara, Presiden menyempatkan turun dari panggung untuk bersalaman dengan para santri.
Momen ini disambut meriah para santri yang datang dari berbagai daerah untuk bersalaman dan berfoto dengan orang nomor satu di Republik ini.
Turut mendampingi Presiden dalam acara ini antara lain, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, dan Wali Kota Bandung Oded Muhammad Danial.
Baca juga: ASN Jabar siap bersarung saat Hari Santri Nasional
Baca juga: Mendikbud titipkan rumus 5C untuk santri di Lamongan
Baca juga: Menag: Hari Santri Nasional bentuk pengakuan negara
Baca juga: Ribuan santri nusantara apel akbar di Vastenburg
Baca juga: Presiden: Sejarah catat peran santri perjuangkan kemerdekaan
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018