Istanbul (ANTARA News) - Turki tidak akan mengizinkan upaya menutup-nutupi pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul, kata anggota senior Partai AK pimpinan Presiden Tayyip Erdogan pada Ahad, dengan memperingatkan akibat yang timbul bisa "mengerikan".
Setelah membantah terlibat dalam hilangnya Khashoggi, 59 tahun, selama dua pekan, Arab Saudi pada Sabtu mengatakan wartawan dan pengeritik Putera Mahkota Mohammad bin Salman itu meninggal dalam perkelahian di konsulat tersebut. Sejam kemudian, seorang pejabat Saudi menyebut kematiannya karena cekikan, demikian Reuters melaporkan.
"Jika peristiwa itu terjadi sebagaimana diberitahukan ke seluruh dunia, tidak ada cara pejabat Saudi bisa menutup-nutupinya dengan mengatakan satu tim dari Arab Saudi datang dan dua atau tiga pria di antara mereka membunuhnya," kata Numan Kurtulmus, wakil ketua AKP kepada CNN Turk dalam wawancara.
Baca juga: Turki: Penyidik kemungkinan temukan apa yang terjadi atas jasad Khashoggi
"Kejahatan di satu konsulat tidak dapat dilaksanakan tanpa sepengetahuan pejabat tinggi negara itu. Jika kejahatan itu benar-benar dilakukan seperti yang dikatakan, jika bukti sebenarnya mengarah kepada simpulan itu, keadaan akan mengerikan dan itu akan punya dampak hukum sangat berat," katanya.
Di tengah tanggapan skeptis dari berbagai negara atas penjelasan yang diberikan Arab Saudi terkait pembunuhan Khashoggi, seorang pejabat pemerintah menyebutkan versi baru yang berbeda dari laporan sebelumnya.
Versi terbaru itu mencakup rincian mengenai bagaimana tim beranggota 15 warga Saudi dikirim untuk menemui Khashoggi dan mengancamnya akan dibius dan diculik dan kemudian membunuhnya dengan cara dicekik ketika dia melawan. Seorang anggota tim kemudian mengenakan pakaian Khashoggi supaya kelihatan seolah-olah dia telah meninggalkan konsulat tersebut.
Editor: Boyke Sokapdjo
Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018