Banjarmasin (ANTARA News) - Pengalihan pendaratan pesawat Batavia Air dengan nomor penerbangan BTV 252 dari Bandara Spinggan Balikpapan tujuan Bandara Juanda Surabaya ke Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Senin (3/9) disebabkan kerusakan pada alat penyesuaian tekanan udara pada kabin pesawat. Manajer operasional Angkasa Pura Bandara Syamsudin Noor, Siswandi, Selasa, mengungkapkan dari hasil penyelidikan yang dilakukan pihaknya, pada saat pesawat Batavia Air berada pada ketinggian tertentu, alat tekanan penyesuaian udara tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, tekanan udara dari luar yang masuk ke dalam pesawat cukup kuat sehingga mengakibatkan tekanan udara di luar dengan di dalam pesawat tidak sama. "Seharusnya, tekanan udara di luar dan didalam pesawat sama, karena alat tekanan penyesuaiannya rusak, akhirnya terjadi tekanan udara di dalam pesawat jauh lebih besar," katanya. Pilot segera mengambil langkah antisipasi secara cepat dengan menurunkan ketinggian pesawat hingga tekanan udara di dalam pesawat berkurang dari sebelumnya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, akhirnya pesawat yang mengangkut sebanyak 143 penumpang, sekitar pukul 10:30 Wita mengalihkan pendaratan ke Bandara Syamsudin Noor. Pengalihan tersebut dilakukan, tambahnya, karena pesawat tidak mungkin melakukan penerbangan rendah hingga Surabaya, selain karena sangat boros bahan bakar minyak diprediksi penerbangan juga tidak akan sampai tujuan. Bila tetap terbang pada ketinggian semula pesawat bisa meledak atau penumpang terutama anak-anak bisa mengalami pendarahan di telinga dan hidung. Namun, tambahnya, setelah perbaikan, pesawat tersebut bisa kembali melanjutkan penerbangan. Menurut peraturan, tekanan udara pesawat dalam ketinggian tertentu mencapai 29,98 inci tau 1038,5 milibar. Sementara itu Humas PT. Angkasa Pura Bandara Syamsudin Noor, Nurul Huda mengungkapkan, peristiwa rusaknya alat penyesuaian tekanan udara tersebut sempat membuat para penumpang panik.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007