Laga ini penting bagi kedua tim, karena jika dimenangkan, akan memperbesar peluang lolos Indonesia atau Qatar ke babak selanjutnya.
Melihat jejak partai perdana, Indonesia datang ke laga tersebut dengan lebih nyaman usai menaklukkan Taiwan dengan skor 3-1, Kamis (18/10). Sementara beban Qatar agak sedikit berat setelah kalah 2-1 dari Uni Emirat Arab (UEA) di pertandingan pertama.
Baca juga: Taklukkan Taiwan 3-1, Indonesia pimpin Grup A
Baca juga: UEA taklukkan Qatar 2-1 dalam laga Grup A
Bagi Indonesia, tantangan pertandingan itu tentu saja kenyataan bahwa Qatar merupakan tim asal kawasan Asia Barat atau Timur Tengah yang dikenal memiliki fisik dan teknik sepak bola yang mumpuni. Jangan lupa, Qatar adalah juara Piala U-19 Asia tahun 2014.
Kesebelasan dari Timur Tengah pun seolah menjadi tembok besar yang sulit untuk dilewati.
Terakhir kali, dari seluruh kelompok umur tim nasional Indonesia, timnas U-16-lah yang berhasil mengandaskan skuat Timur Tengah yakni Iran di Piala U-16 Asia di Malaysia tahun 2018 dan itu merupakan penantian 11 tahun setelah pada tahun 2007, timnas senior mengalahkan Bahrain di Piala Asia.
Meski demikian, Qatar bukanlah tim yang tidak mungkin dikalahkan. Apalagi di Piala U-19 Asia 2018, Qatar memiliki masalah yang serupa dengan Indonesia yaitu lemah dalam penyelesaian akhir dan rentan di pertahanan.
Hal tersebut tampak dalam laga kontra UEA, di mana meski menguasai pertandingan, Qatar kalah dengan skor 1-2.
Kala itu, gol pertama UEA datang melalui skema serangan balik cepat yang kemudian dituntaskan Ahmed Fawzi (16') dan tendangan bebas Ali Saleh (41'). Qatar sendiri hanya bisa membalas melalui gol sundulan penyerang Abdulrasheed Umaru di menit ke-36, memanfaatkan tendangan sudut.
Dalam laga tersebut, Qatar sebenarnya memiliki setidak-tidaknya dua kesempatan emas menorehkn gol yang gagal dieksekusi dengan baik. Hal itu "dihukum" UEA yang bermain lebih efektif.
Namun, pelatih timnas U-19 Qatar Bruno Pinheiro menegaskan, pihaknya sudah mengantisipasi semuanya dan siap menghadapi Indonesia.
"Pertandingan ini penting, bukan hanya untuk kami tetapi juga Indonesia," kata Bruno
Indonesia, meski menang 3-1 kontra Taiwan dalam laga perdana Grup A, sejatinya memiliki masalah juga di penyelesaian akhir. Di pertandingan tersebut, berdasarkan data penyedia statistik sepak bola Labbola, Indonesia membuat 24 kali percobaan ke gawang di mana 13 di antaranya tepat sasaran.
Indonesia pun tampil mendominasi laga dengan menguasai bola hampir sepanjang pertandingan (64 persen). Akurasi umpan Indonesia juga sangat baik dengan tingkat kesuksesan 87 persen.
"Pemain kadang memang sedikit egois di depan gawang padahal ada rekannya yang lebih berpeluang mencetak gol," ujar pelatih timnas U-19 Indonesia Indra Sjafri usai laga melawan Taiwan.
Di sisi pertahanan, Indonesia juga masih rentan. Satu gol Taiwan tercipta karena salah antisipasi bek Nurhidayat Haji Haris.
Indra pun menegaskan dirinya tidak ingin lagi anak-anak asuhnya kebobolan gol-gol yang sebenarnya bisa dihindari.
"Ketika melawan Taiwan di pertandingan pertama, kami kebobolan karena tim salah mengambil keputusan dan organisasi pertahanan juga kurang baik. Kami akan memperbaiki itu ketika bertemu Qatar," tutur Indra.
Dengan demikian, jika bisa memperbaiki dua persoalan itu, Indonesia sangat mungkin mengalahkan Qatar. Apalagi kalau dapat memoles serangan balik dengan lebih tajam dengan memanfaatkan kreativitas serta kecepatan pemain seperti Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri, potensi meraih kemenangan itu semakin besar. ***4***
Baca juga: Timnas Indonesia perkuat pertahanan untuk lawan Qatar
Baca juga: Timnas Indonesia perkuat pertahanan untuk lawan Qatar
Baca juga: Witan Sulaeman, Muda dan Berbahaya
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2018