Nairobi, Kenya (ANTARA News) - Sebanyak sembilan juta warga Kenya memerlukan layanan perawatan mata, kata beberapa pejabat Kementerian Kesehatan pada Jumat (19/10).
Michael Gichangi, Kepala Unit Layanan Mata di Kementerian Kesehatan, mengatakan kepada Xinhua di Nairobi bahwa orang memerlukan perawatan mata akibat rabun jauh, kesulitan membaca atau memiliki penyakit mata.
"Karena konsentrasi layanan di kota utama, hanya dua juta orang memiliki akses ke layanan perawatan mata," kata Gichangi selama kegiatan pemeriksaan mata buat murid Albino.
Lebih dari 100 anak Albino memperoleh pemeriksaan mata gratis dan kacamata gratis.
Menurut Kementerian Kesehatan itu, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu siang, sebanyak 200.000 orang buta.
Gichangi mengatakan tak banyak orang yang memanfaatkan layanan perawatan kesehatan akibat kurangnya kesadaran mengenai ketersediaan layanan itu.
Gichangi menambahkan katarak, yang berkaitan dengan usia, adalah salah satu penyebab utama kebutaan di Kenya. Penyebab lain meliputi albino, trakom dan kebutaan pada anak-anak.
Ia memperkirakan jumlah orang yang buta di Kenya akan bertambah akibat bertambahnya harapan hidup.
"Saat seseorang bertambah tua, ada peningkatan kekeruhan pada lensa mata dan ini dapat mengakibatkan kebutaan jika tidak dideteksi secara dini," katanya.
Baca juga: Hubungan Kenya dengan Tanzania makin keruh karena ayam dan sapi
Kementerian tersebut telah meluncurkan stategi khusus guna menangani penyakit buta yang bisa dicegah seperti trakom.
Gichangi mengatakan gangguan pandangan di kalangan masyarakat Albino juga sangat lazim.
Prabha Choksey, pendiri Dr Choksey Albinism Foundation, mengatakan bahwa lebih dari 90 persen anak Albino memiliki satu bentuk gangguan pandangan akibat kekurangan pigmen pada mata mereka.
"Akibatnya ialah kebanyakan anak Albino terdaftar di sekolah anak buta akibat gangguan pandangan," tambah Choksey.
Wanita pegiat tersebut menyeru semua pihak terkait agar bekerjasama sehingga anak-anak Albino dapat diberikan kacamata pada usia dini guna meningkatkan daya pandang mereka.
Editor: Chaidar Abdullah
Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018