Jakarta (ANTARA News) - Kurs Rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Selasa melemah tipis, karena sebagian besar pelaku pasar masih memfokuskan perhatiannya terhadap keluarnya data indikator ekonomi AS. Nilai tukar rupiah turun menjadi Rp9.391/9.395 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.388/9.389 per dolar AS atau turun tiga poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta mengatakan, Bank Indonesia (BI) tetap berada di pasar untuk menjaga ruang gerak rupiah agar semakin sempit tidak melebar. Upaya BI menjaga rupiah agar tidak melebar tampaknya berhasil menjelang pertemuan Bank Sentral AS (The Fed) yang akan menurunkan suku bunga The Federal Fund Rate, katanya. Apabila The Fed, lanjut dia jadi menurunkan suku bunganya, maka peluang rupiah untuk menguat akan terjadi yang juga didukung dengan kembali masuknya investor asing baik dalam jangka pendek maupun panjang. Karena itu, BI sengaja membuat pergerakan rupiah yang terjadi sejak akhir pekan lalu cenderung menyempit, sehingga diharapkan mata uang lokal itu kembali di posisi Rp9.000 per dolar AS, ujarnya. Kostaman Thayib mengatakan, rupiah kedepan memang mempunyai peluang untuk menguat yang juga didukung dengan makin membaiknya pertumbuhan ekonomi nasional seperti ekspor Juli meningkat dibanding bulan lalu. "Kami optimis rupiah akan kembali pada angka sebelumnya Rp9.000 per dolar AS, melihat sejumlah faktor positif yang terus mendukungnya," katanya. Rupiah, menurut dia saat ini memang agak merosot, karena pelaku menjelang pertemuan The Fed pada pertengahan bulan ini berspekulasi membeli dolar AS dan melepas rupiah, namun spekulasi lepas mata uang lokal itu rerlatif kecil. Pelaku cenderung hati-hati untuk bermain di pasar, karena itu aktifitas pasar agak lesu dan aksi beli dan jual cenderung agak berimbang, ucapnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007