"Survei internal kami, Jokowi memimpin 6-11 persen, itu angka internal kami. Jadi bukan 20 persen seperti survei yang ada," kata Hashim di Media Center Prabowo-Sandi, di Jakarta, Jumat.
Dia tidak percaya dengan hasil 10 lembaga survei yang menunjukkan elektabilitas Jokowi unggul 20 persen karena berkaca pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.
Menurut dia, di Pilkada Jakarta semua lembaga survei mengatakan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menang dalam satu putaran namun kenyataannya jauh berbeda.
"Semua lembaga survei memprediksi Ahok menang satu putaran, semua tanpa terkecuali. Namun kalian bisa lihat kan, sudah lah itu pesanan sponsor," ujarnya.
Hashim mengatakan mengapa saat ini Jokowi masih memimpin dalam survei karena sosok yang disukai dan itu yang membuatnya mensponsori Jokowi datang ke Jakarta untuk ikut kontestasi di Pilkada Jakarta 2017.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018