Jakarta (ANTARA News) - Penyelenggara Sulut Expo 2007 di Jakarta, 1-5 September 2007, optimis bisa menghasilkan transaksi investasi sekitar Rp2 triliun. "Target transaksi investasi Rp2 triliun sangat realistis, karena selama pelaksanaan Sulut Expo, sudah cukup banyak investor melakukan kerjasama penanaman modal dengan pemerintah daerah," kata Ketua Panitia Sulut Expo, Torry Kojongian, Selasa. Berdasarkan data sementara, adanya transaksi investasi selama pelaksanaan Sulut Expo melalui nota kesepakatan, sudah mencapai kisaran Rp136,5 miliar. "Nilai investasi ini akan terus bertambah, karena aktivitas transaksi masih terus berjalan," katanya. Beberapa nota kesepakatan yang berhasil dicapai, di antaranya Pemerintah Kabupaten Talaud dengan IR Wind Power Co.Ltd asal Korea, tentang studi kelayakan listrik tenaga angin senilai Rp90 miliar, dan Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara dengan PT China Bao Tai Investment, tentang studi pemanfaatan listrik tenaga angin, pembibitan dan benih pertanian senilai Rp40 miliar. Kemudian ada kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Bolmong Utara dengan PT Newmont Jo Enjeka Ferrnosa (perusahaan patungan China-Indonesia bidang pertambangan), serta kesepakatan antara Badan Koordinasi Penanaman Modal Kerjasama Regional Sulut dengan PT Manado Korin Paradise dari Denpasar Bali tentang studi pengembangan peluang dan potensi investasi di bidang pariwisata. Kepala Biro Pemerintah dan Humas Pemprop Sulut, Roy Tumiwa, menjelaskan transaksi investasi masih akan terus bertambah, seiring dengan masuknya beberapa investor menawarkan jasa dan usahanya kepada pemerintah daerah setempat. "Tidak hanya investasi dengan modalnya miliaran rupiah, ada juga melirik kegiatan ritel serta Usaha Kecil Menengah (UKM)," ungkapnya. Menurutnya, potensi dan sumber daya alam yang banyak dilirik investor adalah, sektor perkebunan, perikanan, pertambangan, pariwisata serta ketenagalistrikan. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007