Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuannya, BI Rate, melihat kenaikan laju inflasi Agustus 2007 yang mencapai 0,75 persen lebih tinggi dibanding Juli 2007 yang hanya sebesar 0,72 persen, sehingga inflasi tahun kalender (Januari-Agustusi 2007) mencapai 3,58 persen. "Kenaikan laju inflasi Agustus 2007 yang mencapai 0,75 persen akan menahan BI untuk tidak menurunkan tingkat bunga BI Rate," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Selasa. Menurut dia, BI sejak bunga acuan mencapai 12,75 persen telah menurunkannya hingga mencapai 8,25 persen atau sebesar 450 poin, sejalan dengan terus merosotnya laju inflasi. "Kami optimis BI saat ini akan mempertahankannya, karena masih ada waktu untuk menurunkan yang sampai akhir tahun akan berada di bawah level 8 persen," katanya. Dikatakannya inflasi pada September mendatang juga diperkirakan meningkat, karena pada bulan puasa masyarakat cenderung konsumtif. Begitu pula bulan berikutnya pada Hari Raya Idul Fitri, namun pada Nopember nanti inflasi diperkirakan mengecil dan pada Desember akan kembali menguat, katanya. Dikaitkan dengan BI Rate, menurut dia, suku bunga acuan diperkirakan akan bisa mencapai 8 persen pada akhir tahun yang akan turun pada Nopember nanti karena laju inflasi 2007 cenderung akan turun. Kalau target pemerintah inflasi sampai akhir tahun 6,0 persen, sedangkan Januari-Agustus sudah sekitar 3,58 persen, masih `reserve` 2,40. Jadi inflasi dalam empat bulan ke depan, rata-rata harus 0,60 persen, ucapnya. Ditanya mengenai kemerosotan rupiah, ia mengemukakan relatif kecil, karena Bank Indonesia secara ketat memantau pergerakan rupiah agar tidak berada di atas level Rp9.400 per dolar AS. Kalau rupiah mencapai level Rp9.500 per dolar AS, kemungkinan untuk terus merosot sangat besar yang dikhawatirkan akan menghambat pertumbuhan ekonomi nasional, katanya. Kenaikan laju inflasi Agustus 2007 juga berpengaruh negatif terhadap pergerakan rupiah yang merosot hingga mendekati level Rp9.400 per dolar AS, tambahnya. BI juga harus hati-hati dalam menurunkan tingkat suku bunga, melihat rupiah terus melemah yang dikhawatirkan akan mengurangi minat investor asing bermain di pasar domestik, ucapnya. (*)
Copyright © ANTARA 2007