Dia sangat cepat dan tajam," kata Von Ca Nhum.
Jakarta (ANTARA News) - Di balik sikapnya yang ramah dan murah senyum, gelandang tim nasional sepak bola U-19 Indonesia Witan Sulaeman ternyata menyimpan kepribadian lain jika berada di atas lapangan.

Begitu menginjakkan kakinya di hamparan rumput stadion dan dikelilingi teriakan dukungan ribuan suporter, Witan seolah berubah menjadi sosok yang lain.

Dengan tinggi "hanya" 167 centimeter, dia berani berduel satu lawan satu dengan pemain lawan. Percaya diri dengan teknik mengolah bola yang dimilikinya. Operannya akurat dan daya jelajahnya baik. Dan yang utama, dia memiliki insting kuat untuk mencetak gol.

Melihat lugasnya dia berlaga, tidak banyak yang menyadari bahwa di usianya yang baru 17 tahun, Witan adalah pemain termuda di skuat yang kini dilatih Indra Sjafri.

Salah satu penampilan terbaik jebolan SKO Ragunan di tim nasional U-19 Indonesia tampak saat skuat berjuluk Garuda Nusantara itu menghadapi Taiwan di laga perdananya di Grup A Piala U-19 Asia 2018, Kamis (18/10).

Bertanding di stadion kebanggaan rakyat Indonesia, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) di Senayan, Jakarta, Witan sukses menyihir penggemar sepak bola dengan mencetak dua gol dan membuat satu assist untuk membawa Indonesia menang dengan skor 3-1.

Di laga itu, Witan yang diturunkan di sisi serang kiri menjadi ancaman berbahaya bagi pertahanan Taiwan hampir sepanjang pertandingan. Apalagi, Egy Maulana yang sejatinya menjadi andalan utama pendobrak lini belakang lawan sulit bergerak karena selalu dijaga setidaknya oleh dua pemain Taiwan saat mendapatkan bola.

Gol pertama yang dipersembahkan oleh Egy Maulana Vikri di menit ke-50 terjadi setelah Egy memanfaatkan umpan silang Witan Sulaeman.

Witan lalu mencetak gol pada menit ke-71 melalui sundulan dan gol keduanya ditorehkannya pada di menit ke-89. Sementara gol Taiwan dibuat pada menit ke-52 oleh Wang Chung-Yu.

Kemenangan itu membuat Indonesia untuk sementara memimpin Grup A dengan keunggulan selisih gol dari peringkat dua Uni Emirat Arab yang menaklukkan Qatar 2-1 di laga sebelumnya.

"Sulit menemukan kesalahan pemain ketika dia mencetak dua gol dalam satu pertandingan. Namun penampilannya tetap akan dievaluasi," ujar pelatih timnas U-19 Indonesia Indra Sjafi mengomentari performa Witan.

Pelatih timnas U-19 Taiwan Von Ca Nhum juga "angkat topi" untuk Witan. Menurut dia, Witan merupakan pemain yang sukar dihadang secara "man to man".

Hal tersebut terlihat dari ketiga gol ke gawang Taiwan akibat "ulah" pemain bernomor punggung delapan itu. Semuanya terjadi kala pemain Taiwan memberikan Witan ruang untuk bergerak di sekitar kotak penalti.

"Dia sangat cepat dan tajam," kata Von Ca Nhum.

Dicegat awak media ketika berjalan di "mixed zone" SUGBK, Witan menanggapi dengan rendah hati dua gol dan satu assistnya ke gawang Taiwan.

"Tidak penting siapa yang mencetak gol, yang penting tim menang," tutur kata pesepak bola yang lahir pada 8 Oktober 2001 itu, diselingi senyum.

Witan menilai masih banyak yang harus diperbaiki di laga berikutnya Grup A menghadapi Qatar, Minggu (21/10). Sering kali masih buru-buru dalam menyerang menjadi titik evalusi penting menurut dia.

"Namanya jiwa masih muda, terkadang kami tidak sabar ingin cepat-cepat mencetak gol," ujar Witan.

Sebelum kembali ke bus merah tim nasional Indonesia yang sudah menunggu, Witan dengan mantap ingin mempersembahkan dua golnya untuk korban bencana gempa bumi serta tsunami di Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah, termasuk keluarganya yang memang tinggal di Palu.

"Dua gol itu untuk masyarakat Indonesia, khususnya untuk keluarga di Palu dan semua korban bencana di Sulawesi Tengah," kata dia. ***4***

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2018