Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik internasional Fadli Zon, dalam perbincangan meja bundar bertajuk 'Aliansi Rusia-Dunia Islam dan Perdamaian Dunia' di Pusat Dialog dan Kerjasama Antara Peradaban, mengatakan kemitraan Rusia dan dunia Islam dapat jadi alternatif penyeimbang hegemoni Amerika Serikat.
"Pada tahun 2003, Rusia mengambil prakarsa untuk menjadi anggota OKI (Organisasi Konferensi Islam) dan menghadiri konferensi OKI di Malaysia. Langkah itu merupakan batu loncatan hubungan Rusia, yang makin dekat dengan dunia Islam," kata Fadli Zon di Jakarta, Senin.
Menurut dia, Rusia juga memperbaiki kebijakan pendekatan lebih persuasif pada kalangan Muslim di Chechnya, dengan mengundang OKI sebagai peninjau dalam pemilihan presiden Chechnya.
"Rusia bahkan membuka bagi peran negara Islam untuk membangun kembali ekonomi Chechnya atas dasar solidaritas Islam," kata dia.
Langkah simpatik lain Rusia adalah, katanya, menerima kemenangan Hamas dalam pemilihan umum di Palestina pada 25 Januari 2006.
"Pemerintahan Bush sangat kecewa dengan hasil pemilihan umum itu, yang bersih dan demokratis. Sebaliknya, Rusia bereaksi positif," katanya.
Vladimir Putin, kata dia, bahkan mengundang Hamas ke Moskow, yang memancing kemarahan Amerika Serikat dan Israel. Tindakan Rusia tersebut menuai simpati dunia Islam.
"Langkah Putin dan Rusia untuk bermitra dengan dunia Islam secara geopolitik merupakan langkah strategis dalam menciptakan perimbangan dunia," katanya.
Secara ekonomi dan politik, kata dia, Rusia dan dunia Islam akan mendapat manfaat bersama untuk memainkan peran di tingkat dunia.
"Minyak dan nuklir adalah dua komoditas sangat strategis, yang dimiliki dan dibutuhkan kedua pihak. Jadi, bukan tidak mungkin, selain Uni Eropa dan China, kemitraan Rusia dan dunia Islam dapat menjadi alternatif penyeimbang hegemoni Amerika Serikat," katanya tegas. (*)
Copyright © ANTARA 2007