Bandarlampung (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung sepanjang Kamis (18/10) hingga Jumat dini hari mengalami 49 kali aktivitas kegempaan berupa letusan dan lontaran material pijar.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam rilis yang diterima di Bandarlampung, Jumat, hal itu teramati dari CCTV pada Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau periode pengamatan 18 Oktober 2018, pukul 00.00-24.00 WIB
Petugas Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Deny Mardiono, menyebut aktivitas kegempaan gunung api di Selat Sunda dengan ketinggian 338 meter dari permukaan laut itu meletus 49 kali dengan amplitudo 30-58 mm, durasi 17-100 detik.
Sementara tremor harmonik 1 kali, amplitudo 15 mm, durasi 10 detik dan tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 2-35 mm (dominan 5 mm).
Data lain menyebut, terjadi vulkanik dangkal 15 kali, amplitudo 8-35 mm, durasi 5-15 detik serta vulkanik dalam 19 kali, amplitudo 29-55 mm, durasi 10-22 detik.
Kesimpulannya, tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau ada pada Level II (Waspada), sehingga direkomendasikan kepada masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah.
Selain itu data menunjukkan tidak teramatinya asap kawah, tenangnya ombak laut dan cuaca cerah berawan.
Angin juga bertiup lemah hingga sedang ke arah utara dan timur laut dan suhu udara 25-32 derajat Celsius, kelembapan udara 56-87 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau alami 101 kali letusan
Baca juga: Gunung Anak Krakatau meletus 348 kali
Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018