"Masih belum bisa, kecuali warga yang tahu medan jalan, ada yang gunakan perahu (sampan). Banjir masih menggenangi jalan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nagan Raya, Hamidi, di Nagan Raya, Kamis.
Ia mengatakan masyarakat setempat memilih bertahan di rumah masing-masing, sedangkan pihak BPBD bersama Dinas Sosial Nagan Raya sudah mengirim bantuan logistik kepada korban terdampak banjir di daerah setempat.
Dia mengatakan debit air Krueng Lamie masih tinggi sehingga air menggenangi permukiman dan rumah warga. Genangan air sudah mulai surut di sejumlah lokasi, justru berimbas kepada desa tetangga.
Ia mencontohkan di Kecamatan Tripa Makmur, genangan air di beberapa desa dengan kondisi berupa dataran tinggi berimbas kepada desa dengan lokasi lebih rendah, terutama sepanjang daerah aliran sungai.
"Begitulah kondisinya sampai sore ini. Mudah-mudahan tidak hujan dan air sungai tidak bertambah, karena itu kita khawatirkan karena sampai sekarang air sungai masih tinggi," kata dia.
Terkait dengan kondisi kesehatan masyarakat, kata dia, masih seperti biasa. Banjir tidak mengakibatkan korban jiwa atau warga yang sakit berat.
Secara umum, kata Hamdani, empat kecamatan di Nagan Raya masih terkena banjir, meliputi Kecamatan Tadu Raya, Darul Makmur, Tripa Baroh, dan Kuala. Ketinggian genangan air bervariasi mulai 20-80 centimeter.
Luapan air sungai di daerah itu, kata dia, juga telah merusak fasilitas umum, seperti jalan menjadi berlubang dan bahkan ada beberapa tiang listrik milik PT PLN tumbang karena berada di daerah dengan kondisi tanah labil.
"Tiang listrik yang tumbang pada hari pertama banjir sudah berhasil diperbaiki pihak terkait, kita hanya melaporkan. Untuk bantuan logistik juga kita telah salurkan dan juga mendirikan dapur umum di tempat berkumpulnya warga," demikian Hamdani.*
Baca juga: Banjir melanda 17 desa di Nagan Raya
Pewarta: Anwar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018