Bukan karena gempa kemudian menjadi stop, enggak. Kita nggak mau seperti itu."

Lombok Tengah (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menyerahkan beasiswa kepada mahasiswa asal Nusa Tenggara Barat yang terdampak bencana gempa bumi di daerah itu beberapa waktu lalu.

"Saya titip kepada seluruh mahasiswa, tantangan ke depan bukan semakin ringan tapi semakin berat," kata Presiden Jokowi dalam acara yang berlangsung di kawasan Bandara Internasional Lombok, NTB, Kamis petang.

Menurut Kepala Negara, di hadapan kita semua sudah ada yang namanya revolusi industri 4.0 yang kecepatannya 3.000 kali lebih cepat dari revolusi industri yang pertama.

"Artinya di depan kita akan terjadi perubahan-perubahan yang sangat cepat sekali. Kita baru belajar artificial intelligence, keluar lagi internet of thing, keluar lagi cryptocurrency, keluar lagi virtual reality, keluar lagi Bitcoin, yang baru terus keluar," kata Presiden.

Ia mengajak semua pihak menyiapkan diri terutama anak-anak muda terutama para mahasiswa karena tantangan ke depan itu bukan semakin ringan tetapi kompetisi dan persaingan antar negara akan semakin semakin ketat.

"Insya Allah SDM kita, anak-anak muda kita, mahasiswa kita itu kalau bertarung berkompetisi bersaing dengan SDM dari luar itu kita memiliki kemampuan untuk menang," katanya dalam acara yang juga dihadir Mensos Agus Gumiwang dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Presiden mengajak para mahasiswa menyiapkan diri dengan belajar keras, sehingga daya saing Indonesia menjadi lebih baik.

Presiden berharap 5.144 mahasiswa penerima beasiswa dapat menyelesaikan kuliahnya. "Bukan karena gempa kemudian menjadi stop, enggak. Kita nggak mau seperti itu," katanya.

Presiden Jokowi menyerahkan beasiswa melalui rekening bank itu secara simbolis kepada tujuh perwakilan mahasiswa dari 800 mahasiswa yang hadir dalam acara itu.

Sementara itu Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Intan Ahmad mengatakan Kemenristek Dikti telah memberikan bantuan pendidikan kepada mahasiswa terdampak bencana kepada mahasiswa di NTB melalui skema bidik misi dan peningkatan prestasi akademik (PPA) yang awalnya disiapkan untuk 5.000 mahasiswa.

"Namun ternyata yang membutuhkan 5.144 mahasiswa. Jumlah 5.144 mahasiswa tersebut terdiri dari 2.195 mahasiswa untuk program bidik misi dan 2.949 mahasiswa untuk skema PPA.

Dari komposisi tempat studi, 4.275 mahasiswa yang studi di Universitas Mataram (Unram) dan 34 PTS di NTB dan 869 mahasiswa asal NTB yang sedang studi di luar NTB dari 74 PTN atau PTS di Indonesia.

Ia menyebutkan sampai dengan 17 Oktober 2018, tercatat jumlah mahasiswa yang menerima beasiswa dalam bentuk tabungan sebanyak 3.357 mahasiswa.

"Sisanya, 1.787 mahasiswa sedang dalam proses pencairan yang diprediksi akan diterima mahasiswa pada akhir Oktober 2018," kata Intan Ahmad.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018