Jakarta (ANTARA News) - Aplikasi OY!, buatan lokal, memberikan fitur unggulan berupa transfer uang langsung dari aplikasi, yang membedakan mereka dari aplikasi mengobrol lainnya.

“Kami ingin punya produk yang asli Indonesia, berusaha memenuhi kebutuhan orang Indonesia,” kata CEO OY! Indonesia, Jesayas Ferdinandus, saat peluncuran di Jakarta, Kamis.

OY! mulai aktif sejak 2017 lalu, bermula dari aplikasi mengobrol antarteman, seperti aplikasi lain yang sudah lebih dulu masuk Indonesia, misalnya WhatsApp dan LINE. Untuk membedakan dari aplikasi sejenis, OY! menambah fitur pemesanan barang atau jasa, dengan merchant-merchant yang bekerja sama dengan mereka, antara lain untuk memesan makanan.

Fitur terbaru transfer uang, pengguna harus menyambungkan akun OY! dengan akun bank yang dimiliki serta melengkapi data-data yang diperlukan. Pengguna OY! akan dapat mengirim uang ke sesama teman atau bisnis yang sudah terdaftar di OY! tanpa harus keluar dari aplikasi.

Wakil Direktur Produk dan Bisnis OY! Indonesia, Mario Nicolas, menyatakan pengguna tidak dibebankan biaya tambahan jika mengirim dana melalui aplikasi OY!.

Bank yang sudah bekerja sama dengan aplikasi ini antara lain Mandiri, BNI, CIMB Niaga dan Jenius dari BTPN.

Untuk menjamin keamanan transaksi dan data pelanggan, OY! Indonesia menggandeng pemain lama di bidang pembayaran digital, DOKU, yang terkenal dengan dompet digital DOKU wallet.

Tampilan aplikasi mengobro buatan Indonesia, OY!. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)

OY! diambil dari panggilan “oi” yang sering digunakan untuk memulai obrolan. Cita-cita besar Indonesia, dapat menjadi aplikasi yang dipakai semua orang.

Aplikasi yang tersedia di Android dan iOS ini memiliki lebih dari 70.000 pengguna aktif harian dan diunduh sekitar 500 ribu kali sejak diperkenalkan pada September 2017 lalu, kini tersedia di lebih dari 40 kota.

OY! Indonesia menggandeng ekosistem yang sudah ada di Indonesia untuk mengembangkan layanan mereka, sekaligus untuk mendapatkan posisi di masyarakat.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018