Jakarta (ANTARA News) - PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry melaporkan, antrian truk di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni sudah teratasi sejak Senin pagi (3/9) sekitar pukul 05.00 WIB. "Merak sudah bersih (dari antrian truk, red) sejak tadi pagi pukul 05.00 WIB, setelah kapal yang beroperasi di lintas itu menjadi 20 kapal sejak Sabtu malam (2/9)," kata Dirut PT ASDP Indonesia Ferry, Sumiarso Sonny, saat dihubungi di Jakarta, Senin malam. Dengan demikian, kata Sonny, kondisi tersebut seperti yang diperkirakan oleh Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal sebelumnya bahwa antrian truk akan "beres" pada Senin (3/9). Antrian sepanjang 5-12 km di dari mulut tol Merak hingga kawasan pelabuhan tersebut, terjadi sejak 23 Agustus karena kapal yang beroperasi hanya 12-14 kapal dari kondisi normal 18-20 kapal. Menurut Sonny, antrian truk dan bus yang menumpuk di Merak sejauh ini 1.700 unit kendaraan, sementara yang masuk 2.090 kendaraan per hari sehingga selalu ada tambahan setiap harinya. "Jika kapal yang beroperasi 14 kapal, berarti di lintas Merak-Bakauheni mampu diangkut sebanyak 1.900-2000 kendaraan per hari sehingga selalu ada sisa yang belum terangkut. Ini yang menyebabkan antrian," kata Sonny. Kemudian, ketika kapal yang beroperasi menjadi 16 kapal, maka kapasitas angkut mencapai 2.100 kapal. Sebelumnya, Menteri Perhubungan, Jusman Syafii Djamal optimis kondisi pelayanan lintas penyeberangan Merak-Bakauheni mulai pulih Senin (3/9) "Setelah beberapa upaya antara lain, kapal bantuan tujuh kapal, kami optimis Senin pekan depan akan pulih," katanya kepada pers sesaat setelah melakukan pertemuan tertutup dengan jajaran PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry di Merak, Banten, Rabu (29/9). Menurut Jusman, pihaknya akan memberdayakan tujuh kapal bantuan yakni dua kapal milik PT Pelni, dua kapal milik TNI AL, satu kapal milik PT Dharma Lautan Utama dan dua lainnya milik PT ASDP. Jusman mengakui, dari tujuh kapal tersebut, empat diantaranya yakni dua kapal milik PT Pelni (KMP Egon dan Ganda Dewata) dan dua kapal TNIB AL yakni KRI 537 dan KRI 538 tidak bisa merapat di dermaga Merak-Bakauheni. "Untuk itu, mereka akan diberangkatkan dari pelabuhan Cigading, Ciwandan, Banten milik PT Pelindo II dan merapat di dermaga Panjang yang darurat berupa plengsengan di Bakauheni," katanya. Jusman juga mengatakan, pengoperasian tujuh kapal bantuan ini sifatnya adalah untuk memulihkan kembali secara bertahap dan dengan besaran tarif sama. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007