Kita bisa identifikasi kapal-kapal di tempat sibuk. Semua akan lebih akurat, sekarang ini banyak sekali kapal-kapal yang tidak teridentifikasi menimbulkan bahaya yang kita tidak bisa menjamin keselemataanya. Kalau teridentifikasi koordinasi dari pusa

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan akan menguji coba radar lokal karya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), yakni sistem peringatan dini dan monitoring keselamatan kapal yang disebut Automatic Identification System of ITS (AISITS).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usaipeluncuran Automatic Identification System ITS di Jakarta, Rabu, mengatakan AISITS akan dimanfaatkan untuk pemantauan operasional kapal, meningkatkan keselamatan lalu lintas kapal dan operasional fasilitas laut lainnya.

"Kita bisa identifikasi kapal-kapal di tempat sibuk. Semua akan lebih akurat, sekarang ini banyak sekali kapal-kapal yang tidak teridentifikasi menimbulkan bahaya yang kita tidak bisa menjamin keselemataanya. Kalau teridentifikasi koordinasi dari pusat pelabuhan bisa lebih terjamin," katanya.

Die mengatakan sistem sudah mulai dicoba di Jakarta dan Surabaya dan akan menjadi proyek percontohan untuk menguji coba sistem tersebut.

Selain keselamatan kapal, AISITS juga bakal dimanfaatkan untuk memonitoring alur dari tol laut baik kapal angkut maupun kapal perintis.

Wakil Rektor IV ITS bidang Inovasi, Kerja Sama, Kealumnian, dan Hubungan Internasional Ketut Buda Artana menjelaskan, kecelakaan kapal yang beruntun menginspirasi terciptanya AISITS.

Ketut mengungkapkan,tidak hanya untuk memonitoring kapal tapi juga bisa digunakan untum mengawasi pipa dibawah laut. Menurutnya, sistem ini berawal dari kerja sama mengenai operasi keselamatan laut antara ITS dan International Maritime Education and Research Center-Kobe University Jepang, serta beberapa perguruan tinggi dunia lainnya.

AISITS memiliki beberapa fasilitas yakni, real time monitoring sistem pipa gas bawah laut dan platform, inspeksi kapal realtime (AIS for Ship Inspection and Danger Score), vessel racking system, monitoring bahan bakar dan emisi, dan sistem informasi lalu lintas di pelabuhan.

"Selama ini belum ada sistem yang memonitor dan didesain untuk pendeteksian dini mengenai bahaya-bahaya yang berdampak pada pipa di laut," ungkapnya.

Selain itu, dengan adanya sistem peringatan dini atau “early warning system” semakin menyempurnakan produk ini. Sistem ini memberikan informasi kemungkinan terjadinya bahaya pada pipa gas bawah laut dan anjungan lepas pantai (offshore platform) akibat adanya operasional di laut. Alert system pada produk ini berbasis web dan juga mobile.

"Pipa terkadang ada di bawah permukaan dasar laut atau atas yang tidak bisa diterima zona, karena kapal tidak mengetahui kalau ada pipa akhirnya menurunkan jangkar," ujarnya.

Dia menjelaskan, inspeksi kapal juga dilakukan secara realtime agar dapat membantu dalam menentukan tingkat prioritas inspeksi terhadap kapal yang akan memasuki pelabuhan (inspection score).

Sistem lain berupa “vessel tracking system” dapat menampilkan tracking dari kapal berupa garis-garis yang menggambarkan pergerakan dari kapal dalam rentang waktu kapal saat berada di jangkauan peralatan AISITS sehingga informasi ini dapat digunakan untuk menunjang kajian forensik maupun investigasi apabila terjadi kecelakaan yang melibatkan kapal.

Baca juga: Kemenhub lakukan pengawasan pastikan kapal bersertifikat

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018