Sebetulnya kehadiran lapangan tembak itu pun sudah lama, lama banget, bahkan lebih lama dari Gedung DPR itu sendiri. Lha kok sekarang kemudian ada yang berkali-kali ‘nyasar’ itu kan menurut saya ada yang salah.”
Jakarta (ANTARA News) - Kriminolog Adrianus Meliala mengatakan peristiwa penembakan di Gedung DPR RI yang mengenai ruang kerja sejumlah anggota dewan menjadi peringatan bagi Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) untuk mengevaluasi anggota dan sistem latihannya.
“Kalau ini adalah akibat dari tembak reaksi yang salah, maka memang perlu jadi pertanyaan kualitas penembak Indonesia. Ada suatu hal yang menurut saya menjadi ‘warning’ bagi Perbakin,” Adrianus di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu.
Anggota Ombudsman RI tersebut menjelaskan lokasi latihan menembak, yang berada dekat dengan Gedung DPR RI, seharusnya tidak menjadi kambing hitam atas peristiwa penembakan tersebut.
“Sebetulnya kehadiran lapangan tembak itu pun sudah lama, lama banget, bahkan lebih lama dari Gedung DPR itu sendiri. Lha kok sekarang kemudian ada yang berkali-kali ‘nyasar’ itu kan menurut saya ada yang salah,” tambahnya.
Dengan ditemukannya sasaran tembak di sedikitnya empat ruang kerja anggota DPR, dosen Universitas Indonesia itu mengatakan itu bukan suatu hal yang tidak sengaja atau peluru ‘nyasar’. Menurutnya, Kepolisian RI harus menanggapi temuan-temuan terkait insiden penembakan tersebut dengan cepat.
“Saya rasa sih tidak masuk akal, kalau dia (pelaku) adalah penembak terlatih seperti itu. Saya kira ini hanya berupa dugaan dan saya pikir polisi perlu merespon dengan cepat,” ujarnya.
Insiden penembakan terjadi di ruang kerja dua anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra Wenny Warouw dan Fraksi Partai Golkar Bambang Heri Purnama, Senin (15/10).
Selasa (16/10), kembali ditemukan bekas tembakan di dua ruang kerja lain milik anggota DPR Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri Jayabaya dan Fraksi PAN Totok Daryanto.
Kapolres Jakarta Pusat Kombes Roma Hutajulu mengatakan pihaknya akan melakukan uji balistik peluru yang ditemukan di ruangan anggota DPR dari Fraksi PAN dan Fraksi Partai Demokrat.
"Sementara hasil dari laboratorium forensik, pelurunya sama yaitu 9 mm seperti kemarin. Namun untuk memastikan identik atau tidak, kami akan lakukan 'scientific investigation' dan uji balistik," kata Roma, dalam konferensi pers di Kompleks Parlemen, Jakarta.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018