Hal ini diungkapkan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Kementerian Perindustrian, Imam Haryono di acara Indonesia Qualitiy & Safety Forum, di Jakarta, Rabu.
"Kuncinya Industri 4.0 itu antara lain SDM dan infrastruktur digital. Sementara teknologi diperlukan guna membangun konektivitas yang terintegrasi," kata Imam
Imam melanjutkan, langkah akselerasi penerapan Industri 4.0 dimulai dari sosialisasi. Hal ini penting guna untuk menjadikan Industri 4.0 sebagai agenda nasional dalam menyiapkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur digital.
Imam mengatakan, berdasarkan survei McKinsey 2018 teknologi digital dapat memberi sumbangsih sebesar USD 3 triliun untuk pasar ekonomi global pada 2030. Atau setara dengan 16 persen lebih tinggi dari total Produk Domestik Bruto (PDB).
"Revolusi Industri 4.0 merupakan lompatan besar di sektor manufaktur, dengan pemanfaatan teknologi otomatisasi tinggi yang ditopang infrastruktur berbasis internet," imbuhnya.
Imam mengungkapkan, sebagaimana pada poin tiga dalam 10 inisiatif Making Indonesia disebutkan bahwa Indonesia harus mampu mengakomodasi standar-standar keberlanjutan. Dengan begitu, Indonesia diharapkan mampu melihat tantangan keberlanjutan sebagai peluang untuk membangun kemampuan industri nasional yang berbasis teknologi.
Sementara itu, Qualis Indonesia sebagai laboratorium independen berharap teknologi di industri laboratorium pengujian khususnya di Indonesia dapat diperbarui secara konstan serta mendapat dukungan penuh dari pemerintah.
"Dukungan pemerintah dalam bentuk penyusunan regulasi yang pro terhadap inovasi teknologi untuk melakukan pengujian dan evaluasi terhadap hasil uji laboratorium," kata Business Development Manager Qualis Indonesia, Hadi Sanjaya.
Hadi mengatakan, meski didukung oleh teknologi namun kompetensi manusia tetap menjadi aspek utama di perusahaannya. "Di sisi lain kita juga memiliki keuntungan yang tinggi pada teknologi untuk melakukan pengujian dan evaluasi terhadap hasil uji laboratorium," pungkasnya.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018